Kemen PPPA : Didik Anak Peduli Lingkungan Sejak Dini

Dalam situasi pandemi Covid-19, isu kesehatan dan ekonomi menjadi fokus utama perhatian masyarakat padahal saat ini muncul isu yang tidak kalah pentingnya yang memberi dampak pada kelanjutan ekologi yaitu isu lingkungan hidup. Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Lenny N Rosalin menuturkan jika Kemen PPPA menerima laporan dari anak-anak di daerah terkait sampah berlebih saat pandemi Covid-19.

“Saat pandemi Covid-19 ini misalnya, kami memperoleh informasi dari anak-anak di berbagai daerah kalau banyak sekali konsumsi penggunaan plastik, sementara sampah plastik sangat membahayakan lingkungan. Hal inilah yang perlu dibahas setidaknya agar anak di rumah masing-masing tidak melakukan hal tersebut,” ujar Lenny dalam Webinar Suara Anak Indonesia Sesi II yang digelar Kemen PPPA melalui daring Minggu (19/06/2020).

Dalam beberapa tahun belakang, isu lingkungan global mulai mencuat dan ramai digerakkan oleh kelompok anak tak terkecuali di Indonesia. Meski demikian, tindakan ini bukan berarti tanpa hambatan.

Salah seorang Fasilitator Forum Anak, Alris menceritakan jika dalam upaya untuk melestarikan lingkungan ia mendapat hambatan yang berasal dari masyarakat di sekitar. Alris mengaku ada persepsi negatif masyarakat yang meremehkan keterlibatannya karena dinilai masih usia anak dan hanya untuk memenuhi tugas sekolah semata. Di sisi lain, salah seorang anggota Forum Anak, Nebiel juga mengeluhkan jika sering kali masyarakat membuang sampah tidak pada tempatnya, padahal edukasi telah dilakukan.

“Melestarikan lingkungan merupakan tanggung jawab semua pihak, termasuk anak tanpa terkecuali harus ikut berperan dalam melestarikan lingkungan. Kontribusi positif anak sebagai pelopor dan pelapor dapat memicu anak menjadi penggerak dalam melestarikan lingkungan setidaknya bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungannya,” ujar Lenny.

Ketua Umum Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju Erni Guntarti Tjahjo Kumolo yang menjadi narasumber webinar mengingatkan, agar anak tetap semangat dan tidak berputus asa dalam menyuarakan pandangannya terutama untuk melestarikan lingkungan sebab dampaknya bermanfaat bagi masa depan mereka.

“Mengubah kebiasaan itu tidak mudah, susah memang. Kalau kami (OASE) membina sebuah desa, justru dari anak kecil kita ajak mereka membuang sampah pada tempatnya dan mengambil sampah-sampah yang ada dijalan. Jangan bosan-bosan, ajak temannya terus-menerus. Mulai dari diri sendiri dan lingkungan tedekat dulu, tapi jangan patah semangat karena sesuatu yang baik pasti akan ada hasilnya. Anak juga bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah atau perangkat desa di daerahnya,” jelas Erni.

Erni juga menambahkan jika anak sebaiknya dilibatkan untuk dapat berkontribusi sejak dini dalam upaya pelestarian lingkungan.

“Anak perlu dididik sejak dini untuk lebih peduli pada pelestarian lingkungan. Sebetulnya mungkin banyak anak yang sudah berbuat tapi belum merata, belum seluruh anak-anak menyadari pentingnya pelestarian lingkungan itu. Saya harapkan melalui webinar ini, anak-anak terutama yang tergabung dalam Forum Anak dapat mengajak teman-temannya untuk ikut bergerak,” ujar Ketua Umum OASE sebagai narasumber utama dalam webinar.

Webinar Suara Anak Indonesia dilaksanakan dalam rangka Hari Anak Nasional (HAN) sebagai sumber inspirasi bagi anak-anak untuk bisa menemukenali dan berperan sebagai pelopor dan pelapor isu-isu yang mereka hadapi dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya adalah isu pelestarian lingkungan yang akan dituangkan dalam Suara Anak Indonesia Tahun 2020. Setiap tahunnya Suara Anak Indonesia selalu dibacakan pada saat puncak peringatan HAN.

Sa’bani : Perlu Sosialisasi Protokol Kesehatan Lebih Intensif

Samarinda — Penjabat (Pj) Sekprov Kaltim HM Sa”bani mengatakan kunci utama dalam memutus rantai penularan Covid-19 ada pada masyarakat. Bila masyarakat bisa menjalankan atau mematuhi protokol kesehatan dengan baik, maka aktivitas juga bisa dilakukan dengan aman.

“Perlu sosialisasi protokol kesehatan secara intensif kepada seluruh lapisan masyarakat,” tegas HM Sa’bani usai menghadiri Video Conference Pelaksanaan Kesiapan Wilayah Perkotaan Menyambut Masyarakat Produktif dan Aman Covid-19 di Ruang Heart Of Borneo Kantor Gubernur Kaltim, Jumat (19/6/2020).

Menurut Sa’bani sosialisasi protokol kesehatan juga sangat penting, sehingga seluruh lapisan masyarakat benar-benar memahami apa protokol kesehatan itu dan bagaimana pelaksanaannya di lapangan. Dengan begitu masyarakat bisa melaksanakannya dengan baik, sehingga dapat mengurangi penularan Covid-19.

“Pada dasarnya protokol kesehatan itu ada tiga hal utama yang harus dipatuhi dan dilaksanakan masyarakat yaitu memakai masker, rajin mencuci tangan dan menjaga jarak (physical distancing),” tandasnya.

Menggunakan masker ketika keluar rumah sangat penting, lanjut Sa’bani, karena siapa saja sekarang punya potensi akan terjangkit terhadap virus corona. Dengan masker, masyarakat sudah melaksanakan antisipasi penularan, terutama dari percikan air liur atau ketika bersin. Pencegahan itulah yang diharapkan konsisten dilakukan masyarakat dalam mengurangi penyebaran Covid-19.
Kemudian sosislisasi mencuci tangan yang sebenarnya, tidak asal mencuci, tapi ada tata cara dengan menggunakan sabun pada air yang mengalir minimal 20 detik sebelum maupun sesudah melakukan aktivitas. Dimana tangan merupakan media yang paling cepat menerima semua virus atau bakteri. Karena, tangan ini media yang paling banyak mengandung micro organisme. Dan tangan adalah bagian yang paling aktif untuk memegang sesuatu maupun menyentuh sesuatu.

“Maka dari itu, bisa saja tangan kita sendiri maupun orang lain telah terkontaminasi dengan virus atau bakteri. Sehingga kita tidak mengetahuinya. Makanya, kita harapkan masyarakat diwajibkan untuk tidak malas mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir,” pesannya.

Ia juga minta masyarakat untuk selalu disiplin menjaga jarak (physical distansing). Karena salah satu kunci dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 adalah melaksanakan anjuran pemerintah yaitu perketat physical distancing dengan selalu menghindari tempat berkerumunnya orang di suatu tempat, termasuk masyarakat diminta untuk terus melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, rajin berolahraga dan menjaga imunitas tubuh dengan makan makanan yang sehat dan bergizi.

“Dengan disiplin mematuhi protokol kesehatan dan melakukan pola hidup sehat, maka masyarakat akan terhindar dari penularan Covid-19,” yakin Sa’bani. (/humasprovkaltim)

Inovasi Ojol Berlian, Kaltim Masuk Top 99

Samarinda  — Pemprov Kaltim melalui proyek perubahan yang digagas Pegawai Dinas Kependudukan dan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, yaitu Ojek Online Bersama Lindungi Anak (Ojol Berlian) mampu menjadi salah satu inovasi yang terpilih menjadi Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2020 yang dinilai oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasin (PAN-RB).

“Alhamdulillah ini berkat dukungan semua pihak tak terkecuali saudari Siti Mahmudah Indah Kurniawati yang merupakan refomer inovasi tersebut. Diharapkan ini dapat membantu dalam program perlindungan anak khususnya dengan memanfaatkan ojol,” kata Kepala KP3A Kaltim Halda Arsyad di Samarinda, Jumat (19/6).

Halda mengatakan, Provinsi Kaltim berhasil masuk Top 99 dengan urutan ke 38 dari 99 peserta yang terpilih dan di urutan ke 14 dari 17 provinsi yang terpilih.

Menurut Halda, dengan perolehan ini diharapkan memberikan motivasi kepada seluruh ojol untuk peduli terhadap pentingnya perlindungan anak. “Semoga ini terus terlaksana dengan baik dan lancar,” jelasnya.

Ojol Berlian, lanjut Halda, merupakan mekanisme yang dibangun untuk membantu menanggulangi permasalahan kekerasan terhadap anak, perempuan dan penyandang disabilitas yang terjadi di Kota Samarinda khususnya pada layanan jasa transportasi online yang melibatkan rider maupun driver, sehingga para rider dan driver ojek online diharapkan mampu menjadi agen pelopor dan pelapor terhadap segala tindak kekerasan terhadap anak yang terjadi di sekitarnya.

Dengan dikembangkannya mekanisme ini diharapkan setiap unsur di sekolah dan masyarakat tadi memiliki 3 langkah, yaitu AKU TAHU (mengetahui informasi yang benar tentang kekerasan terhadap anak), AKU MAU (termotivasi untuk mengambil peran dalam mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak), AKU MELAKUKAN (melakukan aksi nyata untuk mencegah dan merespon kekerasan terhadap anak).

Halda menuturkan, inovasi ini didukung oleh 24 stakeholder dan sampai dengan saat ini komunitas Ojol Berlian beranggotakan 250 rider/driver dari 8 komunitas (Grab, Gojek, Go SMT, Kirim Kanai, Pesan Bungkus, Maxim, Oke Jack dan Move). (dkp3akaltim/rdg)