Lantik 236 Pejabat, Gubernur Ingatkan Jangan Banyak Mengeluh

Samarinda — Sebanyak 236 pejabat terdiri pejabat administrator 68 orang dan pejabat pengawas 168 orang di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur resmi dilantik dan diambil sumpahnya.

Upacara Pengambilan Sumpah/Janji Jabatan dan Pelantikan Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas dipimpin langsung Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor, di Pendopo Odah Etam, Jumat (31/12/2021).

Upacara pelantikan dihadiri Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi, Sekretaris Daerah Provinsi Kaltim HM Sa’bani dan seluruh pimpinan perangkat daerah di lingkungan Pemprov Kaltim.

Atas nama Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Gubernur Isran Noor mengucapkan selamat dan sukses kepada para pejabat yang baru diangkat sumpah jabatan dan dilantik.

Gubernur berharap momentum pelantikan ini kembali mengingatkan tugas dan tanggung jawab, sebagai kepercayaan, sekaligus amanah yang diemban.

“Selamat bekerja, jangan mengeluh. Kalau banyak mengeluh maka tidak akan selesai,” tegas orang nomor satu Benua Etam ini, seraya menambahkan saat ini (sejak pandemi) sudah banyak masalah yang dihadapi pemerintah serta masyarakat Kaltim.

Selayaknya, selalu dan terus bersyukur, maka insyaa Allah apa yang didapatkan itu akan bertambah banyak dan diberkahi.

Kembali Gubernur mnegaskan ASN sebagai abdi pemerintah dan abdi masyarakat hendaknya jangan terus mengeluh dan merasa kurang, sebab tidak akan pernah selesai.

“Sudah diberi gaji, tunjangan tambah lagi insentif, tambah lagi macam-macam, maka jangan mengeluh,” pesannya.

Sebaliknya, ia pun meminta para ASN, terutama pejabat yang baru dilantik agar melaksanakan tugas dan amanah penuh keikhlasan dan kejujuran, hingga selesai mengambdi tidak ada masalah dan musibah.

“Kalau kita memiliki komitmen yang kuat dalam segala tugas pengabdian dengan kejujuran dan keyakinan, maka kita akan diberikan keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat,” imbuhnya.

Sementara Kepala Badan Kepegawaian Kaltim idik Rusdiansyah menyebutkan 236 pejabat yang dilantik dan diambil sumpahnya, terdiri dari 37 orang promosi ke jabatan administrator, 90 orang promosi ke jabatan pengawas, 7 orang beralih dari jabatan fungsional ke jabatan pengawas dan sisanya rotasi antar jabatan pada esselon yang sama.

DKP3A Kaltim Gelar Pencegahan KtP/A dan TPPO

Samarinda — Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita melalui Kepala Bidang PPPA, Junainah mengatakan, dalam upaya memberikan perlindungan terhadap perempuan dan anak dari kekerasan maupun tindak pidana perdagangan orang (TPPO), tidak dapat bekerja sendiri.

“Perlu adanya keterlibatan dari stakeholder terkait seperi Unit PPA Polres, Kejaksaan dan Pengadilan Tinggi, Kementerian Agama Wilayah, Dinas Pendidikan dan berbagai pihak lainnya agar kasus kekerasan bisa diminimalisir dan pencegahan kekerasan dan TPPO dapat lebih ditingkatkan lagi,” ujarnya pada kegiatan Pertemuan Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor Pencegahan Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak (KtP/A) dan TPPO, di Ruang Rapat Kartini DKP3A Kaltim, Kamis (23/12/2021).

Ana sapaan akrabnya menambahkan, menurut data aplikasi Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak (Simfoni PPA), jumlah kekerasan di Kaltim pada tahun 2018 sebanyak 503 kasus, pada tahun 2019 sebanyak 629 kasus dan pada tahun 2020 sebanyak 610 kasus.

“Kekerasan yang dialami korban ini dapat berdampak baik jangka pendek maupun jangka panjang. Dampak jangka pendeknya biasanya dapat terlihat seperti adanya luka fisik, cacat kehamilan dan lain sebagainya,” imbuh Ana.

Sedangkan dampak angka panjang akan terlihat dikemudian hari, bahkan dapat belangsung seumur hidup, seperti hilangnya rasa percaya diri, trauma yang berujung depresi maupun ganguan kejiwaan lainnya.

Ia berharap, dengan kegiatan ini terjalin komitmen dalam menjalin kerjasama lintas sektor antara berbagai pihak yang terlibat dalam perlindungan perempuan dan anak serta TPPO, dan dapat menghasilkan rumusan kebijakan untuk peningkatan kualitas layanan perlindungan perempuan dan anak.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 40 peserta pada Pertemuan Koordinasi dan Kerjasama Lintas Sektor dan 40 peserta dari Forum Anak Kaltim dan Forum Anak Samarinda pada Sosialisasi Pencegahan KtP/A dan TPPO. Hadir menjadi narasumber Akademisi Universitas Widyagama Mahakam Sumadi, Tim Gubernur untuk Pengawalan Percepatan Pembangunan (TGUP3) Abdullah Karim, Kasi Tumbuh Kembang Anak Siti Mahmudah I K dan Kasi Perlindungan Perempuan Fachmi Rozano. (dkp3akaltim/rdg)

Menteri Bintang Dorong Masyarakat Lebih Berani Melaporkan Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Yogyakarta — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga memberikan penghormatan atas keberanian para perempuan yang mulai berani “speak up” melaporkan kasus kekerasan yang menimpa diri mereka sendiri, keluarga mereka ataupun yang melihat kekerasan yang terjadi di sekeliling mereka. Keberanian melaporkan kasus kekerasan ini sangat penting agar fenomena gunung es atas setiap kasus-kasus kekerasan yang menimpa perempuan dan anak dapat segera ditangani dan dilakukan pendampingan.

“Kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak ini adalah fenomena gunung es di masyarakat. Data kasus kekerasan yang masuk ke SIMFONI PPA (Sistem Informasi Online Perlindungan Perempuan dan Anak) dengan kenyataan di lapangan juga masih ada kesenjangan artinya masih ada kasus yang tidak terlaporkan. Di media sosial saat ini banyak bermunculan perempuan-perempuan yang berani melaporkan kasus kekerasan yang menimpa diri mereka, keluarga mereka ataupun yang melihat kasus kekerasan di sekeliling mereka. Yang saya apresiasi adalah mereka ini berani bicara, bersuara dan melaporkan kasusnya. Yang paling banyak “speak up” itu justru kaum perempuan. Untuk itu kami sangat berharap ibu-ibu sensitif melihat perubahan yang terjadi pada anak-anaknya, memastikan anak mereka aman terlebih saat ini anak-anak juga merasa tidak aman di sebagian lembaga-lembaga pendidikan beragama. Laporkan jika melihat dan mengalami tindak kekerasan ke SAPA129 atau di Hotline 08111-129-129,” ujar Menteri Bintang di Ndalem Joyodipuran, Yogyakarta.

Perjuangan para perempuan menurut Menteri Bintang, sejak jaman pergerakan melawan penjajah tidak berbeda dengan isu-isu yang diperjuangkan saat ini. Pada masa Kongres Perempuan Pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta perempuan sudah berjuang untuk pemenuhan hak anak dan perlindungan pada perempuan.

“Jika kita merefleksikan perjuangan perempuan 93 tahun lalu, kaum perempuan sudah memperjuangkan kesetaraan gender, melawan poligami, mencegah anak-anak tidak menikah pada usia anak dan memastikan anak-anak terpenuhi haknya. Realitanya memang kasus-kasus masih tinggi. Perlu saya tegaskan konstitusi negara sudah menjamin bahwa setiap perempuan memiliki hak yg sama dan menjamin perlindungan untuk mereka. Indonesia sudah meratifikasi CEDAW (The Committee on the Elimination of Discrimination against Women), CRC  (The Convention on the Rights of the Child) dan hal ini sudah diturunkan menjadi beberapa Undang-Undang dan peraturan perundangan. Hanya saja implementasinya tidak sampai ke masyarakat dan akar rumput. Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) tidak ingin hanya sebagai pemadam kebakaran. Itu sebabnya kami aktif bersinergi, mengajak institusi lain sesuatu tugas dan fungsi mereka, untuk bersama-sama mendorong kesetaraan gender, mengupayakan pemenuhan hak anak dan mencegah perempuan dan anak menjadi korban kekerasan,” tegas Menteri Bintang.

Menteri Bintang menambahkan bahwa kesempatan Peringatan hari Ibu (PHI) Ke-93 adalah sebagai pengingat bahwa hari ibu bukanlah Mother’s Day seperti yang dirayakan oleh negara-negara lain, tetapi muatan pesannya jauh lebih dari itu, mengajak masyarakat dan media untuk lebih peduli dan terlibat langsung melindungi perempuan dan anak. Salah satu caranya adalah turut mendorong RUU TPKS (Rancangan Undang-Undang tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual).

“Kemen PPPA saat ini juga mendorong agar RUU TPKS pada bulan Januari tahun 2022 mendatang dapat menjadi RUU Inisiatif DPR. Kami tidak tinggal diam, diskusi intensif dengan berbagai pihak seperti para aktivis perempuan, NGo, organisasi keagamaan, Kementerian/Lembaga dan lain-lain rutin kami lakukan membahas RUU TPKS yang dahulu disebut RUU PKS. Untuk itu kami juga mohon media terus aktif bersama kami mendorong RUU TPKS menjadi RUU Inisiatif DPR dan juga berperan menyuarakan isu perempuan dan anak,” tutup Menteri Bintang.  (birohukumdanhumaskpppa)

Perempuan Indonesia, Perempuan Tangguh Penentu Masa Depan Bangsa

Yogyakarta  —  Puncak peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-93 dilangsungkan di Gedung Monumen Kesatuan Pergerakan Wanita Indonesia, Mandala Bhakti Wanitatama, Provinsi DI Yogyakarta. Kota Yogyakarta dipilih sebagai tempat perhelatan puncak PHI Ke-93 untuk mengingatkan kembali perhelatan Kongres Perempuan Pertama yang berlangsung tepat 93 tahun lalu di Yogyakarta. Ibu Negara, Iriana Joko Widodo dalam sambutannya menyatakan bahwa  kaum perempuan di Indonesia adalah perempuan tangguh penentu masa depan bangsa.

“Momentum istimewa ini harus membangkitkan semangat kaum perempuan untuk lebih berani berbicara dan menunjukkan potensinya, semakin berdaya membangun kesetaraan dan kehidupan yang sejahtera serta inovatif berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Perempuan Indonesia harus aktif terlibat menekan angka kekerasan pada perempuan dan anak, menurunkan angka kasus stunting dan memperkuat ekonomi keluarga dengan semangat kewirausahaan,” tutur Ibu Negara.

Sementara itu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga di depan para tamu dan undangan mengajak untuk mengingat kembali sejarah perjuangan perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang berlangsung pada 22 Desember 1928.

“PHI ke-93 dilaksanakan di Yogyakarta bukannya tanpa alasan. Saya ingin membawa kita semua untuk mengingat kembali sejarah perjuangan perempuan pada Kongres Perempuan Indonesia Pertama yang pada saat itu dilaksanakan di Ndalem Joyodipuran. Peristiwa sejarah yang sangat penting ini ditetapkan sebagai Hari Nasional pada tahun 1959 oleh Presiden Soekarno, yaitu Hari Ibu. Itu sebabnya Hari Ibu di Indonesia berbeda dengan Mother’s Day yang dirayakan negara-negara lain karena Hari Ibu adalah tonggak perjuangan pergerakan perempuan Indonesia,” ujar Menteri Bintang.

Menteri Bintang menambahkan Kongres Perempuan memiliki tujuan sangat mulia, yaitu untuk membuka jalan seluas-luasnya bagi perempuan Indonesia agar dapat berperan sebagai Ibu Bangsa, yaitu perempuan yang turut melahirkan, merawat dan mendidik bangsa; melalui generasi muda berkualitas yang dilahirkannya maupun peran-peran aktifnya dalam pergerakan nasional dan pembangunan.

“Perjuangan perempuan sebagai Ibu Bangsa masih sangat relevan hingga saat ini. Jika dulu perempuan turut berjuang untuk membangun bangsa yang baru, perempuan di masa kini kembali berjuang untuk bangkit dan bahkan keluar dari krisis yang disebabkan oleh pandemi. Meskipun pandemi telah memberikan dampak negatif yang luar biasa besar bagi perempuan, namun perempuan tetap tegak berdiri, menjadi inovator pembangunan serta agent of change dalam upaya percepatan pelaksanaan lima agenda prioritas pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dari Bapak Presiden. Maka jika kita menginginkan Indonesia untuk maju, perempuan tidak boleh lagi ditinggalkan,” tutur Menteri Bintang.

PHI Ke-93 mengambil tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” dengan tagline “Perempuan Tangguh Indonesia”. Menteri Bintang berharap semangat perjuangan perempuan penggerak menjadi warisan yang ditinggalkan untuk terus dilanjutkan, hingga saat ini sampai masa yang akan datang.

“Untuk seluruh perempuan Indonesia di mana pun berada, tanamkanlah dalam diri dan pikiran, bahwa kita adalah sosok yang kuat, tangguh, dan berdaya. Sosok yang berani bermimpi dan mampu mewujudkannya. Abaikan mereka yang berkata sebaliknya, karena sejarah telah membuktikan begitu banyaknya kiprah dan sumbangsih yang telah dilakukan oleh perempuan baik di masa lalu dan masa kini. Mari kita terus gaungkan narasi kekuatan perempuan. Dimana saat perempuan berkarya, maka manfaatnya juga akan dirasakan oleh semua; dan partisipasi perempuan di ruang publik bukan berarti perempuan melupakan keluarga namun malah memperkuatnya. Selamat Hari Ibu ke-93 tahun 2021 untuk seluruh perempuan Indonesia. Perempuan Berdaya, Anak  Terlindungi, Indonesia Maju,” tutup Menteri Bintang. (birohukumdanhumaskpppa)

Perempuan Bukan Hanya Setara, Tapi Jauh Lebih Mulia

Samarinda — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim HM Sa’bani membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada Peringatan Hari Ibu Ke-93 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2021 di Pendopo Odah Etam, Rabu (22/12/2021)

Sebelum membacakan sambutan, Sa’bani membukanya dengan memberi semangat kepada para ibu dan perempuan di Kalimantan Timur.

“Menurut saya, perempuan itu bukan setara, tapi jauh lebih mulia. Saya selalu pegang kata-kata itu,” ucap Sa’bani memberi apresiasi atas betapa besarnya peran seorang ibu dan para perempuan.

Sa’bani bahkan tegas mengatakan, tidak akan ada pemerintahan, kepala daerah, bahkan presiden sekalipun, tanpa peran besar perempuan di dalamnya.

Sementara dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyebutkan bahwa perjuangan perempuan Indonesia sudah dibuktikan dari masa ke masa.

Hari Ibu yang saat ini diperingati, kata Menteri I Gusti Ayu Bintang Darmawati tidak bisa dilepaskan dari Kongres Perempuan Indonesia yang diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Dimana para perempuan Indonesia ketika itu pun sudah ikut berkontribusi dalam proses kemedekaan bangsa dan kemerdekaan bagi kebebasan perempuan sendiri.

Jadi, kontribusi perempuan bukan hanya dalam posisi sebagai ibu, tapi juga berkontribusi besar bagi kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Di momen yang sama Wakil Ketua I TP-PKK Kaltim, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi mewakili Ketua TP PKK Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor, memberi ucapan selamat Hari Ibu kepada seluruh perempuan di Kaltim.

“Selamat Hari Ibu, semoga bisa terus menjadi ibu yang hebat bagi keluarga, negara dan bangsa,” kata Erni Makmur Hadi Mulyadi.

Dia yakin, di tengah pandemi yang belum juga usai ini, para ibu dan perempuan Kaltim bisa tetap eksis beraktivitas dan kreatif di tengah masyarakat dan keluarga.

Acara dihadiri berbagai organisasi wanita diantaranya Dharma Wanita Persatuan, TP-PKK, Persit Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, BKOW dan lainnya. Tampak  hadir juga Ketua DWP Kaltim Hj. Liza Febriani Sa’bani.

Pada kesempatan itu diserahkan penghagaan kepada tokoh perempuan yaitu Qomariah Kuncoro, Ardiningsih dan Nila Kandi. Satu penghargaan lagi diberikan kepada Pemerhati perempuan dan anak di Kaltim, Sumadi.

Puncak PHI Ke 93 Adalah Bentuk Apresiasi Bagi Semua Perempuan Indonesia

Samarinda — Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 93, Pemprov Kaltim melalui Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Puncak PHI Ke 93 berlangsung di Pendopo Odah Etam Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (22/12/2021).

Dalam laporannya Kepala Dinas KP3A Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, bahwa acara puncak Peringatan Hari Ibu ke 93 tahun 2021 ini sesungguhnya merupakan bentuk apresiasi bagi semua perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

“Keprihatinan dan keterpurukan yang dialami akibat Pandemi Covid-19, turut berdampak pada kehidupan perempuan. Namun ditengah himpitan ekonomi, beban ganda dan berbagai tantangan lainnya, perempuan-perempuan telah banyak mengambil alih peran penting dalam menanggulangi bencana ini,” ujar Soraya.

Ia menambahkan, rangkaian Peringatan Hari Ibu di Provinsi Kaltim, di awali dengan Rapat Koordinasi Perempuan Kaltim pada tanggal 7 Desember 2021 dengan tema Perempuan Kaltim Maju Bersama (Perekat Mama) Menuju Kaltim Berdaulat.

“Rakor tersebut dilaksanakan untuk menyamakan persepsi dan membangun semangat, bahwa perempuan juga mempunyai peran startegis dalan pembangunan. Rakor Perempuan Kaltim tersebut menghasilkan 10 kesepakatan yang disetujui dan ditandatangani oleh seluruh peserta Rakor,” imbuh Soraya.

Selanjutnya, DKP3A Kaltim menggelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga pada tanggal 20 Desember 2021 dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”,  dan sub tema yaitu  “Perempuan Indonesia : Berdaya Untuk Pemulihan Ekonomi Bangsa ( Pasca Pandemi Covid 19)” dengan tujuan meningkatkan kapasitas perempuan menghadapi tantangan Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara baru.

“Kemudian Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Kesuma Bangsa pasa 21 Desember,” terang Soraya.

Acara dirangkai dengan pemberian penghargaan pada tokoh perempuan, pemerhati perempuan dan anak, pemberian bingkisan kepada busana dan doorprize bagi peserta

Kegiatan ini diikuti sebanyak 200 orang, yang terdiri dari Kepala Perangkat Daerah, lembaga/organisasi masyarakat dan perempuan, serta tokoh perempuan. (dkp3akaltim/rdg)

Hari Ibu, Momentum Perempuan Berkontribusi Untuk Kaltim

Samarinda — Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke 93menjadi momentum untuk melihat perjuangan perempuan diberbagai lini kehidupan.

Perempuan harus mampu menjawab berbagai tantangan yang semakin komplek dimasa pandemi Covid-19 ini.

Wakil Ketua TP PKK Kaltim, Erni Makmur Hadi Mulyadi mengatakan, di masa pandemi ini perempuan harus terus berkiprah untuk memberikan kontribusi bagi Kaltim yang berdaulat.

Dikatakan Erni, tema hari ibu tahun ini Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Diharapkan dengan tema tersebut para perempuan yang ada di Kaltim dan di Indonesa tetap berkontribusi untuk Indonesia maju.

“Walaupun masih dalam kondisi pandemi kita tetap memberikan yang terbaik untuk generasi muda khususnya perempuan-perempuan yang ada di Samarinda dan Kaltim khsusunya,” ungkapnya usai Ziarah dan Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa Samarinda, Selasa (21/12/2021).

Rangkaian PHI Ke-93 Ziarah dan Tabur Bunga ke TMP Kesuma Bangsa

Samarinda — Dalam rangka rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-93, gabungan organisasi wanita di Kaltim melakukan Ziarah dan Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa Samarinda, Selasa (21/12/2021).

Dipimpin Wakil Ketua TP-PKK Kaltim, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi, prosesi Ziarah diawali dengan penghormatan kepada arwah Pahlawan dilanjutkan dengan peletakan rangkaian bunga dimonumen TMP dan tabur bunga di pusara makam pahlawan.

Seluruh rangkaian kegiatan ini bersifat sederhana, khidmat, tertib, merata dan penuh makna serta memberikan kesan yang mendalam bagi kaum perempuan.

Sementara Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, ziarah ini dalam rangka memaknai Peringatan Hari Ibu, dan merasakan perjuangan para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.

Soraya mengatakan rangkaian kegiatan lain juga telah dilakukan seperti Rakor Perempuan Kaltim, Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga dan hari ini Ziarah dan Tabur Bunga ke TMP.

Kemudian, besok Rabu 22 Desember, acara puncak Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan di Pendopo Odah Etam dengan mengundang elemen masyarakat baik offline maupun online.

“Mohon doanya besok berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan,” pintanya

Jaga Ketahan Keluarga Dengan 8 Fungsi Keluarga

Samarinda — Ketahan keluarga berperan penting dalam pembangunan, apalagi di masa pandemi saat ini ketahanan keluarga sangat penting untuk dikuatkan.

Plt Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Syahrul Umar mengatakan, diperlukan 8 fungsi keluarga yang harus dilakukan.

“8 fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan,” sebutnya pada Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga Tahun 2021, di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Selain itu, Syahrul menekankan ketahanan keluarga sebagai suatu kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Didalam ketahanan keluarga terdapat 5 dimensi, dimana Kelima dimensi tersebut telah dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang terdapat di bidang-bidang DKP3A Kaltim.

5 Dimensi yaitu Dimensi Legalitas dan Keutuhan Keluarga, Dimensi ketahanan fisik, Dimensi Ketahanan Ekonomi di bidang Kesetaraan Gender, Dimensi sosial psikologis dan Dimensi ketahanan sosial.

Tantangan keluarga di saat ini sangatlah berat, pada masa pasca pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini keadaan belumlah pulih, masih sangat memprihatinkan. Beban keluarga lebih besar dan kompleks di satu pihak pengeluaran bertambah dan banyak kepala keluarga banyak yang tidak bekerja lagi atau kena PHK, anak sekolah belajar dari rumah, sehingga rumah menjadi tempat berkumpul seluruh keluarga.

Hal ini bisa membawa akibat negatif bila tidak disikapi dengan bijak oleh seluruh anggota keluarga diperlukan tanggungjawab dan peran serta komitmen semua anggota keluarga, agar tercipta harmonisasi dan kerjasama dalam menjalankan peran dan fungsi untuk kepentingan bersama.

Beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau dengan kata lain yang menjadi tulang punggung keluarga, dimana tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga ditengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Dalam kondisi keterpurukan dimasa sekarang banyak perempuan yang bangkit, yang semula tidak bekerja menjadi bekerja dan memulai usaha – usaha lainnya akan tetapi masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar.

Rangkaian PHI Ke 93, DKP3A Kaltim Gelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga

Samarinda — Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 93, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga, berlangsung di Ruang Serba Guna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Kepala Dinas KP3A Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga psikis, ekonomi dan permasalahan sosial lainnya. Angka kekerasan terhadap perempuan juga masih tinggi. Berdasarkan data Sistem Infomasi Online (Simfoni) DKP3A Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 625 kasus dan update per 1 November 2021 sebanyak 363 kasus. Sedangkan angka perceraian di Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 6.897 kasus yang diputus dan pada tahun 2021 per 1 Mei 2021 tercatat 2.823 kasus perceraian yang diputus.

Selain itu, beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau yang menjadi tulang punggung keuarga, karena tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga di tengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Keadaan ini menuntut keluarga khususnya perempuan memiliki peran yang lebih besar dan harus mampu beradaptasi di berbagai situasi.

“Selain berperan sebagai istri, ibu juga dituntut menguasai Ilmu Teknologi (IT) untuk bisa menjadi guru dalam mendampingi anak sekolah yang belajar dirumah sekaligus teman atau sahabat bagi anak,” terangnya.

Soraya menambahkan, kontribusi perempuan masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar serta hanya pada sektor non formal yang sebagian besar kurang bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan masih terjadi kesenjangan gender pada berbagai sektor lainnya.

Untuk itu, ia berharap melalui Peringatan Hari Ibu bisa memberikan ruang bagi perempuan untuk membangun self love dan self esteem. Dimana dengan cinta dan penghargaan diri ini perempuan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan daya cipta dan kreatifitas tanpa batas, sehingga berdaya membangun jembatan keseteraan dan menciptakan kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa yang sejahtera khususnya untuk Kaltim yang sedang menyongsong Ibu Kota Negara (IKN).

Kegiatan ini diikuti sebanyak 100 peserta baik offline maupun online terdiri dari OPD terkait, Organisasi Perempuan, dan Lembaga Masyarakat.. Hadir menjadi narasumber Konsultan KUKM Kaltim Zulkifli, Kasi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM Samarinda Marsidah, dan Ketua Himpsi Wilayah Kaltim Dwita Salverry. (dkp3akaltim/rdg)