PKA Tunjang Partisipasi Anak Dalam Melestarikan Budaya Lokal

Samarinda — Penyediaan Pusat Kreativitas Anak (PKA) merupakan sarana yang tepat untuk memastikan semua anak termasuk anak penyandang disabilitas dapat memanfaatkan waktu luang untuk berkreasi dan berkarya seni budaya.

Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim melalui Kabid PPPA Noer Adenany pada acara Sosialisasi Pusat Kreativitas Anak, mengatakan PKA perlu dibentuk untuk memastikan semua anak dapat beristirahat dan bersantai bermain dan turut serta dalam kegiatan-kegiatan rekreasi yang sesuai dengan usia anak yang bersangkutan.

Dany melanjutkan, membentuk dan mengembangkan PKA dengan baik dan berkelanjutan, maka Pemerintah termasuk Pemerintah daerah, masyarakat dan dunia usaha dituntut untuk bekerjasama mengembangkan PKA dengan membantu menyiapkan sarana dan prasarana serta fasilitator pendampingan yang dapat membantu kegiatan yang menyenangkan dan tidak membahayakan anak serta menunjang terhadap arti penting partisipasi anak dalam melestarikan kebudayaan lokal.


Selain itu, Pemerintah Kaltim juga telah berperan dalam upaya pemanfaatan waktu luang dan kegiatan budaya diantaranya adalah penyusunan profil permainan tradisional anak Kaltim.
“Kemudian hasilnya senantiasa di sosialisasikan melalui forum anak, gerakan literasi, sanggar budaya, pusat kuliner yang bisa dimanfaatkan sebagai tempat edukasi sekaligus penyediaan ruang bermain anak,” ujarnya.

Dengan diadakan sosialisasi PKA menjadi pengingat bahwa pengawasan terhadap tumbuh kembang anak harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan aktivitas informal.

“Saya harap dengan penyediaan PKA dapat meningkatkan pemanfaatan waktu luang anak diluar sekolah,” katanya.

Kegiatan ini berlangsung di Hotel Selyca Mulia Samarinda, Selasa-Rabu (3-4/9), diikuti sebanyak 55 peserta terdiri dari lima kabupaten/kota yaitu PPU, Balikpapan, Samarinda, Kukar dan Bontang yang terdir dari Dinas P3A, Dinas Pariwisata, Dinas PUPR, Forum Anak, Sanggar Seni, Dunia Usaha. Narasumber pada kegiatan ini yaitu Kabid PPPA DKP3A Kaltim Noer Adenany, Asdep PHAPKB KPPPA Elvi H, Kabid Sekolah Ramah Anak Nita, Kabid Kreativitas Budaya Anggin Nuzula Rahma dan Kasi Kreativitas Marni. (DKP3AKaltim/rdg)

DKP3A Kaltim Gelar Pembinaan dan Evaluasi Desa Prima di Balikpapan

Samarinda — Untuk meningkatkan ekonomi keluarga yang dimotori perempuan, Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim melaksanakan Pembinaan dan Evaluasi Desa Prima Kota Balikpapan, berlangsung di di kantor Lurah Muara Rapak, Selasa (3/9/2019).

Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad, mengatakan untuk mengembangkan desa Prima menjadi desa mandiri mengalami tiga pola.

Pola pertama, tentang bimbingan manajemen usaha (BMU, pola kedua, mengundang stakeholder yang lain seperti BPOM, MUI dengan menjelaskan barang halal dan non halal. Pola ketiga, dikumpulkan secara dialog warga.

Desa Prima itu tidak hanya menggerakkan perekonomian di desa itu saja. Namun mengembangkan peran perempuan dalam peningkatan ekonomi desa tersebut. Salah satu menggerakkan ekonomi desa dengan Industri rumahan (IR) yang merupakan salah satu usaha yang banyak menyerap tenaga kerja perempuan. Namun, dalam pelaksanaannya belum banyak mendapat dukungan dari pihak terkai. Untuk mengembangkan IR secara efektif dan efisien maka diperluka pern serta pemerintah dan Pemda dengan tetap memperhatikan aspek perspktif gender  dan perlindungan hak anak.

Selain itu alasan dipilihnya kelurahan Muara Rapak dan Karang Joang dikarenakan beberapa daerah tersebut masih kurang diberdayakan peran perempuan serta beberapa lokasi yang masih sulit dijangkau.

“Kriteria desa itu terisolir. Ada SDA namun tidak dikembangkan. Lalu perempuan tidak terlibat. Agar seluruh bupati walikota menerbitkan SK. Untuk Balikpapan ditunjuklah Margomulyo dan Karang Joang Balikpapan Utara,” katanya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS Kota Balikpapan, tingkat kemiskinan di Balikpapan tahun 2018 mencapai 2,6 persen. Meskipun nilai presentase tersebut kecil namun pemerintah terus menggenjot agar nilai kemiskinan turun.

Halda berharap dengan kembalinya desa prima dapat memotivasi masyarakat untuk mengembangkan ekonomi dari keluarga terlebih dahulu. “Semacam punya motivasi untuk bangkit. Ini harapan bagi kami,” kata Halda.

Kegiatan ini dilanjutkan dengan praktek pembuatan sirup buah naga, dodol buah naga dan salak. (DKP3Akaltim/rdg)