Rakerda Banggakencana Ciptakan Kesehatan Keluarga dan Sarana Pendidikan Anak

Samarinda — Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi resmi membuka Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) Tingkat Provinsi Kaltim tahun 2020 yang digelar Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim, di Hotel Selyca Mulia Samarinda, Rabu (26/2/2020).

“Saya tidak mempermasalahkan program dua anak cukup. Tetapi, perhatian kita adalah bagaimana membangun keluarga maupun anak yang sehat,” kata Wagub.

Hadi mengatakan, yang terpenting dalam program tersebut adalah bagaimana menciptakan kualitas kesehatan keluarga juga membangun sarana pendidikan bagi anak.

Karena itu, BKKBN diminta untuk terus menjalin kerja sama yang baik dengan berbagai perangkat daerah dan lintas sektor. Sehingga dapat mendukung program tersebut.

“Yang jelas Pemprov Kaltim siap mendukung program BKKBN dalam mewujudkan masyarakat sejahtera,” ujarnya.

Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Eli Kusnaeni berharap program Banggakencana didukung pemangku kepentingan di semua dinas maupun instansi di kabupaten dan kota untuk memasukan wawasan kependudukan di setiap acara ataupun kegiatan.

Program Kependudukan, Keluarga Berencana, dan Pexmbangunan Keluarga (KKBPK) milik BKKBN RI, kini dikemas dalam istilah baru, Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana atau disingkat Banggakencana.

Rakerda diikuti 175 peserta dari kabupaten dan kota serta instansi terkait di lingkup Pemprov Kaltim. Hadir Kepala Biro Keuangan dan Pengelolaan Barang Milik Negara BKKBN RI Achmad Taufik. Ketua TP PKK Kaltim Norbaiti Isran Noor dan Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad.

Rakerda dirangkai dengan pengukuhan Perkumpulan Juang Kencana Kaltim dan penandatanganan kerja sama BKKBN Kaltim dengan OPD Kependudukan Kabupaten/Kota tentang integritas penegakan tindak korupsi dan gratifikasi

Wapres RI : Pastikan Bahwa Pertumbuhan Penduduk Seimbang Menyongsong Indonesia Maju 2045.

Jakarta — Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma’ruf Amin membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) BKKBN di Auditorium BKKBN Republik Indonesia (12/02/2020).

“Tidak ada seorang pun yang boleh tertinggal dari akses layanan dasar dan perlindungan sosial. Sumber daya manusia akan menjadi kekuatan kita menyongsong Indonesia Negara Maju 2045. Indonesia yang telah keluar dari jebakan pendapatan menengah sehingga siap menuju negara maju, mandiri, adil dan makmur. Kita harus berperang melawan stunting dengan meningkatkan asupan gizi dan status kesehatan ibu dan anak. Melalui inisiatif ini kita harapkan masyarakat Indonesia menjadi bermartabat tanpa ada kesenjangan. Hal besar ini bisa kita lakukan kalau BKKBN dapat memastikan bahwa pertumbuhan penduduk kita akan terus seimbang. Dengan pertumbuhan yang seimbang maka pintu bonus demografi semakin terbuka lebar dan kita bisa memanfaatkannya untuk tujuan pembangunan”, tegas Wapres.

Sebagai informasi, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia telah masuk dalam kategori tinggi sejak tahun 2016 dan terus merangkak naik. Pada tahun 2018, IPM Indonesia mencapai 71,39. Angka ini meningkat sebesar 0,58 poin atau tumbuh sebesar 0,82 persen dibandingkan 2017. Artinya, pembangunan manusia di Indonesia terus mengalami kemajuan. Bayi yang lahir di tahun 2018 memiliki harapan hidup lebih lama, anak bangsa dapat mengenyam pendidikan lebih lama serta masyarakat Indonesia dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara lebih baik yang ditandai dengan meningkatnya rata-rata pengeluaran per kapita.

“Saya pastikan bahwa pertumbuhan penduduk seimbang menyongsong Indonesia Maju 2045.” imbuhnya.

Sementara itu, Kepala BKKBN RI, Hasto Wardoyo, dalam laporannya memaparkan bahwa sebagai langkah awal dalam periode pembangunan nasional 2020-2024, berbagai percepatan dilakukan BKKBN melalui 5 Kerja Utama (Quick Wins) BKKBN Tahun 2020, yaitu mengatasi kekosongan alat dan obat kontrasepsi, membangun Rantai Pasok Alat dan Obat Kontrasepsi, Restrukturisasi Kelembagaan dan Penyederhanaan Jabatan Struktural sampai Level Dua,  membangun Zona Integritas, serta Re-Branding Program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) berupa Logo, Tagline dan Jingle yang sesuai dengan Generasi Milenial.

“Saya berharap banyak, agar Program Banggakencana mampu dijalankan dengan baik di seluruh tingkatan wilayah, sehingga Keluarga Berkualitas dan Pertumbuhan Penduduk yang Seimbang dapat kita raih bersama guna mendukung Indonesia Maju 2045”, katanya.

BKKBN Dukung Dua Agenda Pembangunan Prioritas Nasional

Jakarta — BKKBN melaksanakan Rapat Kerja Nasional dan Rakornis Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, dan Keluarga Berencana (BANGGAKENCANA) Tahun 2020, Auditorium Kantor BKKBN Pusat, Jakarta Timur (11/02/2020)

Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo melalui Sekretaris Utama BKKBN H Nofrijal mengatakan kegiatan Rakernas diawali dengan Pra Rakernas, yang akan dilakukan pembahasan hasil-hasil penelitian tahun 2019, evaluasi pencapaian program tahun 2019, serta isu-isu strategis tahun 2020.

“Berbagai pencapaian atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Strategis (Renstra) III Tahun 2015-2019 hendaknya menjadikan kita mawas diri dalam menghadapi RPJMN dan Renstra IV Tahun 2020-2024,” ujar Nofrijal.

Ia menyampaikan, pencapaian kinerja BKKBN Tahun 2019 yaitu pertama, angka total fertilitas 2,45 dari target 2,28. Kedua, penggunaan kontrasepsi modern 54,97 persen dari target 61,3 persen. Ketiga, kebutuhan KB yang tidak terpenuhi (unmet need) 12,1 persen dari target 9,9 persen. Keempat, tingkat putus pakai kontrasepsi 29 persen dari target 24,6 persen. Kelima, peningkatan pengguna KB MKJP 24.6 persen dari target 23.5 persen da keenam,  ASFR 33 dari target 38 per 1000 perempuan usia 15-19 tahun.

Sementara itu, RPJMN Tahun 2020-2024 telah disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2020-2024. Arah kebijakan nasional adalah “Indonesia berpenghasilan menengah-tinggi yang sejahtera, adil dan berkesinambungan” yang diharapkan akan dapat dicapai melalui strategi prioritas pembangunan nasional.

“BKKBN mendukung 2 agenda pembangunan/Prioritas Nasional yaitu ‘Meningkatkan SDM Berkualitas dan Berdaya Saing’ serta ‘Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila untuk Memperkukuh Ketahanan Budaya Bangsa dan Membentuk Mentalitas Bangsa yang Maju, Modern dan Berkarakter’,” imbuhnya.

Dalam prioritas nasional meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing, BKKBN memiliki peran pengendalian penduduk dan penguatan tata kelola kependudukan, dengan penekanan pada penguatan koordinasi, kolaborasi, dan sinkronisasi antar-kementerian/lembaga, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan kota, serta pemangku kepentingan. BKKBN masuk pada kegiatan prioritas pemaduan dan sinkronisasi kebijakan pengendalian penduduk.

Selanjutnya, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dengan penekanan pada penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Kemudian BKKBN masuk di dalam kegiatan prioritas Peningkatan Kesehatan Ibu Anak, KB dan Kesehatan Reproduksi.

Sedangkan, dalam prioritas nasional Revolusi Mental dan Pembinaan Ideologi Pancasila, dengan penekanan pada upaya memperkukuh ketahanan budaya bangsa untuk membentuk mentalitas bangsa yang maju, modern, dan berkarakter. BKKBN masuk dalam kegiatan proritas revolusi mental dalam sistem sosial yang fokus pada penguatan ketahanan keluarga.

Saat ini, BKKBN juga telah menetapkan Quick Wins BKKBN melalui Keputusan Kepala Nomor 14/KEP/B1/2020 tentang Quick Win BKKBN Tahun 2020. Quick win adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali suatu program besar dan sulit.

Keluaran dari Quick Win adalah perbaikan sistem dan mekanisme kerja atau produk utama yang sesuai dengan peran dan tugas fungsi masing-masing.  Quick Win BKKBN Tahun 2020 adalah penguatan rantai pasok alat dan obat kontrasepsi, penguatan sistem pelaporan, pencatatan dan data restukturisasi birokrasi, rebranding (sosialisasi), menciptakan zona integritas dan wilayah bebas korupsi.

Nofrijal berharap, melalui Quick Win, pelaksanaan reformasi birokrasi akan dilaksanakan secara konsisten dan berkelanjutan.

Kasus Narkoba Dominasi Lapas Perempuan Kelas IIA Samarinda

Tenggarong — Kepala Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Samarinda Sri Astiani, mengungkapkan warga binaan dengan kasus narkoba cenderung mendominasi.  Tercatat sebanyak 293 orang merupakan kasus narkoba dari 315 orang total warga binaan.

“Narkoba paling banyak. Hanya 22 orang di luar narkoba. Itu terdiri dari 2 orang kasus Tipikor, dan selebihnya tindak pidana umum dan trafficking atau perdagangan orang,” ujarnya saat menerima Anjangsana atau kunjungan organisasi wanita Kaltim ke Lapas Perempuan Kelas II Samarinda, di Tenggarong, Kamis (26/12/2019).

Itu sebabnya ia lebih meningkatkan kemandirian dengan program pelatihan dan pembinaan bidang agama kepada warga binaannya. Tindaklanjutnya berupa rencana kerja sama dengan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) dan Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda.

Kerja sama peningkatan kemandirian tersebut akan segera ditindaklanjuti melalui penandatanganan perjanjian kerja sama antara Lapas Perempuan Kelas II A Samarinda, TP PKK Kaltim dan BLK Samarinda pada awal 2020.

“Kerja sama fasilitasi pemasaran produk hasil warga binaan dan fasilitasi pembinaan kemandirian dengan pelatihan serta fasilitasi pembinaan bidang agama,” sebutnya.

Asti berharap program kerja sama tersebut dapat menghindarkan yang bersangkutan kembali kepada kehidupan sebelumnya yang bergelut dalam penyalahgunaan dan peredaraan gelap narkoba.

Terkait kunjungan organisasi wanita yang dipimpin Ketua dan Wakil Ketua TP-PKK Kaltim, Ia mengaku bangga dikunjungi istri orang nomor satu dan nomor dua di Kaltim dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu ke 91 dan silaturahmi langsung dengan warga binaan.

“Ibu Gubernur dan Ibu Waki Gubernur bersedia datang. Ini tentu membawa kebahagian bagi kami dan 315 warga binaan Lapas Perempuan Kelas II A Samarinda,” katanya

Sebagai informasi, lapas ini memiliki 9 kamar dengan kapasitas 40 orang perkamar. Dari total 315 warga binaan, 309 berstatus narapidana, 6 orang tahanan dan 1 anak bawaan warga binaan berusia 2 bulan. (DKP3AKaltim/rdg)

PHI Ke 91, Anjangsana Ke Lapas Perempuan

Tenggarong — Momentum Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 91 tahun 2019 dimanfaatkan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) beserta gabungan organisasi wanita Kaltim melaksanakan Anjangsana ke Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Samarinda, di Tenggarong, Kamis (26/12/2019)

Ketua TP-PKK Kaltim Norbaiti Isran Noor mengatakan, kegiatan ini merupakan silaturahmi dalam rangkaian Peringatan Hari ibu ke 91. “Alhamdullilah kunjungan disini mendapat sambutan yang hangat dari kepala Lapas dan warga binaan,” ujarnya

Dengan Peringatan Hari Ibu ini, warga binaan mendapat semangat dan support dari semua ibu-ibu Kaltim, sehingga perempuan di Lapas perempuan bisa membuat kegiatan yang dapat bermanfaat bagi dirinya maupun masyarakat.

Terkait kunjungan, Kepala Lapas Perempuan Kelas IIA Samarinda, Sri Astiani merasa senang dan bangga karena gabungan organisasi wanita peduli terhadap warga binaan perempuan..

Asti sapaan akrabnya menjelaskan, terdapat 315 warga binaan di Lapas Perempuan Kelas IIA Samarinda yang terdiri dari 309 narapidana, 6 orang tahanan dan 1 anak bawaan warga binaan berusia 2 bulan.

Dengan adanya kegiatan ini, dirinya juga berharap dapat menjalin kerjasama dalam rangka pemasaran hasil karya warga binaan dan menfasilitasi pembinaan kemandirian serta kepribadian.

Kegiatan ini  juga dirangkai dengan penandatanganan Memorandum Of Undrestanding (MOU) antara Lapas Perempuan Kelas IIA Samarinda dengan Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Dian Family. Selain itu, digelar pula penampilan fashion show, pembacaan puisi dan hasil kerajinan warga binaan. (DKP3AKaltim/rdg)

Menteri Bintang : Semua Perempuan Adalah Pejuang

Semarang — Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga pada puncak peringatan Hari Ibu ke – 91 yang dipusatkan di Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, menegaskan permasalahan dan kondisi yang dihadapi perempuan dari tahun ke tahun, dan dari generasi ke generasi bisa saja berbeda-beda. Namun, satu hal yang tidak pernah berubah, dari dulu hingga sekarang, semua perempuan adalah pejuang. Pejuang baik di dalam keluarga, ekonomi, dan pendidikan.

Menteri Bintang menambahkan jika dibandingkan dengan dahulu, perempuan tidak memiliki kontrol atas dirinya dan menerima manfaat dari pembangunan. Kondisi saat ini sudah jauh berbeda, meski demikian diakui sampai saat ini masih banyak ditemui ketidakadilan terhadap perempuan di Indonesia.

“Kita akui sampai saat ini masih ditemui ketidakadilan pada perempuan seperti pelabelan, beban ganda, subordinasi, dan marginalisasi baik di masyarakat maupun di dalam keluarga. Hal-hal ini menjadi tugas bersama untuk melawan ketidakadilan bagi perempuan agar nantinya kita bisa membukakan jalan bagi generasi selanjutnya,” ujarnya.

Lebih lanjut Menteri Bintang menyatakan Kongres Perempuan Indonesia Pertama tanggal 22 Desember 1928 di Yogyakarta sebagai tonggak awal perjuangan kaum perempuan telah membukakan segala jalan bagi perempuan Indonesia ke arah kemajuan. Kongres Perempuan memiliki tujuan yang sangat mulia, yaitu untuk membukakan segala jalan bagi perempuan Indonesia kearah kemajuan untuk menjalankan kewajibannya sebagai Ibu Bangsa.

Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) , Muhajir Effendi dalam sambutannya menyatakan kaum perempuan memiliki keistimewaan karena sebagai penentu generasi Indonesia masa depan.

“Seribu hari awal kehidupan seseorang ditentukan oleh seorang ibu. Itu sebabnya saat ini pemerintah fokus pada masalah stunting yang menjadi tanggung jawab bersama terutama kaum ibu, karena stunting terjadi sejak sebelum anak dilahirkan. Di Indonesia dari setiap 10 balita terdapat 3 balita yang mengalami stunting,” ungkap Muhajir.

Sementara itu, Kemen PPPA tahun ini memperingati Hari Ibu (PHI) ke-91 dengan mengambil tema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”.  Tema ini didasari oleh pengertian dan harapan bahwa perempuan memiliki daya ungkit yang besar dalam peningkatan kualitas hidup perempuan, sehingga harapan terwujudnya SDM yang berkualitas dan berdaya saing dapat segera terealisasi. Hal-hal tersebut menjadi fokus Pembangunan PPPA, sesuai dengan visi Presiden dalam mewujudkan pembangunan SDM yang unggul.

Serangkaian kegiatan PHI Tahun 2019 didasarkan pada semangat perjuangan perempuan yang diharapkan dapat menginspirasi dan memberikan manfaat kepada pemangku kepentingan, baik pemerintah, elemen masyarakat, dan juga dunia usaha, dan kelompok masyarakat, termasuk lansia, penyandang disabilitas, dan kelompok rentan lainnya.

Rangkaian kegiatan tersebut meliputi Bincang Bintang (dialog Menteri Bintang untuk meningkatkan ketrampilan wirausaha di perwakilan Indonesia barat, Tengah dan Timur), SHEnergy Kreasi (dukungan bagi pemanfaatan platform digital marketing dengan mengundang narasumber dari pengusaha startup), Kompetisi Vlog Festival Perempuan Berdaya ( cerita keberhasilan mereka yang didukung oleh keluarga dan lingkungan), Jalan Sehat Keluarga, Ziarah di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Edu Aksi Anak (kampanye pelestarian permainan tradisional dan literasi baca anak), dan  Edu Aksi pada Anak-Anak dan Keluarga yang dilakukan di RPTRA Kalijodo, Nonton Bareng dan Ngobrol Penuh Inspirasi di  Kawasan RPTRA Rawa Badak Jakarta yang dilakukan dengan menyaksikan film “Surga Kecil di Bondowoso” yang bercerita tentang edukasi kepada ibu-ibu di daerah pinggiran dimana dalam keluarga semua, baik ayah, ibu dan anak harus berbagai peran.

Tahun ini Kemen PPPA memberikan penghargaan khusus kepada tiga kepala desa yang memiliki anggaran desa yang responsif gender. Ketiga kepala desa tersebut adalah:

  1. Muhammad Yamani, Kades Swarga Bara, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur
  2. Pipit Haryanti, Kades Lambangsari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat
  3. Muhammad Safi Blesia, Kepala Kampung Kwade, Kecamatan Moraid, kabupaten Tambrauw, Propinsi Papua Barat.

Penghargaan diberikan oleh Ibu Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin yang hadir dalam PHI. Ketiga kepala desa tersebut akan diikutkan dalam sidang tahunan CEDAW (Convention on The Elimination of All Forms of Discrimination Against Women) yang akan berlangsung bulan Maret mendatang.

Menteri Bintang berharap, akan lebih banyak lagi kepala desa yang memiliki anggaran desa yang responsif gender sehingga makin banyak perempuan mendapatkan hak-haknya hingga di tingkat desa.

PHI Ke – 91 ini selain dihadiri oleh Ibu Wakil Presiden, dan Menko PMK, juga dihadiri oleh Menteri Kesehatan Dr.Terawan, Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Teten Masduki, Gabungan Ibu OASE – Kabinet Indonesia Maju, Gubernur Jawa Tengah Ganjar, Pranowo dan Walikota se – Jawa Tengah. (publikasidanmediaKemenPPPA/DKP3AKaltim)

PHI Ke 91, Ziarah Di TMP Kesuma Bangsa

Samarinda — Masih dalam rangkaian Peringatan Hari Ibu ke 91 Tahun 2019, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim bekerjasama dengan organisasi wanita di Kaltim, melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa Samarinda, Jumat pagi (20/12/2019).

Bertindak sebagai Komandan Upacara yaitu Wakil Tim Penggerak (TP) PKK Kaltim Erni Makmur Hadi Mulyadi, diikuti peserta upacara melakukan penghormatan dan tabur bunga.

Ketua TP-PKK Kaltim Norbaiti Isran Noor mengatakan, kegiatan ziarah ini dalam rangka memaknai Hari Ibu, bagaimana bisa merasakan perjuangan para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.

“Disini juga ada makam mantan Gubernur Kaltim, Walikota Samarinda, Sekprov Kaltim dan lainnya. Disini kita memaknai bahwa perjuangan itu membutuhkan ketekunan, kerja keras dan tekad yang kuat, agar yang dilakukan bisa diterima dan dirasakan seluruh lapisan masyarakat di Kalimantan Timur,” ujarnya..

Selain itu, melalui momentum Hari Ibu, Norbaiti juga berpesan kepada ibu-ibu di seluruh wilayah Kaltim agar tetap semangat dalam melaksanakan tugas baik sebagai ibu rumah tangga maupun pekerja.

“Tetap laksanakan tugas dengan kerja keras dan ikhlas, bahwa semua yang dikerjakan itu pasti ada balasan dari Allah SWT,” pesan Norbaiti.

Acara ini di hadiri Ketua TP-PKK Kota Samarinda Puji Setyowati, Bhayangkari, Persit Kartika Chandra Kirana, BKOW, DWP, DKP3A Kaltim, IKWI dan beberapa organisasi wanita di Kaltim. (DKP3AKaltim/rdg)

PHI Ke 91, Perempuan Punya Kesempatan Sama Dalam Pembangunan

Samarinda — Lebih dari 200 dari berbagai organisasi perempuan di Kaltim mengenakan kebaya nasional dan daerah, mengikuti upacara dalam rangka puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 Provinsi Kalimantan Timur 2019, di ruang serbaguna Ruhui Rahayu, Kantor Gubernur Kaltim, Kamis (19/12/2019).

Pelaksana tugas (Plt) Sekprov Kaltim HM Sa’bani bertindak sebagai pembina upacara membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan dan Perlindungan Anak (PPPA) I Gusti Ayu Bintang Darmawanti, Sa’bani mengatakan kaum perempuan tidak pernah bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa.


“PHI sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa. Bahwa perempuan akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan sebagai motor penggerak dan sekaligus agen perubahan (agent of change).,” ujarnya.

Tema PHI ke 91 tahun 2019 ini adalah perempuan berdaya, Indonesia maju yang dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia yang masih mengalami kekerasan, perlakuan diskriminatif dan lain-lain.

Kondisi tersebut menurutnya, memerlukan berbagai startegi, keterlibatan semua unsur masyarakat dan multi stakeholder sangat diperlukan, termasuk peran laki-laki dalam kampanye-kampanye atau gerakan yang mendukung pencegahan kekerasan dan pencapaian kesetaraan gender, her for she menjadi salah satu komitmen global yang harus digelorakan sampai akar rumput.

Ia juga mengungkapkan perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang harus sadar bahwa perempuan mempunyai akses dan memiliki kesempatam yang sama dengan laki-laki untuk memperoleh sumber daya, seperti akses terhadap ekonomi, politik, sosial dan sebagainnya.

Begitu juga pengasuhan dalam keluarga peran dan tanggung jawab laki-laki dan perempuan dalam pengasuhan anak tidak hanya orang tua namun perlu didukunh oleh semua pihak.

Kegiatan ini diikuti ibu-ibu dari BKOW Kaltim, PKK Kaltim, Dharma Wanita Persatuan, Bhayangkari, Persit Kartika dan lainnya, Selain itu, kegiatan juga dirangkai dengan  Nonton Bareng (Nobar) film edukasi bertema pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak, berjudul “Surga Kecil di Bondowoso” dan “Demi Sebuah Prevensi”. Dilanjutkan dengan Ngobrol Penuh Inspirasi (Ngopi), serta seminar tentang pola pengasuhan oleh Azima Subagyo dengan materi Prinsip-Prinsip Pengasuhan di Era Digital dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0. (DKP3AKaltim/rdg).

PHI ke-91 Akan Dirangkai Edu Aksi, Nobar dan Ngopi

Samarinda — Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad mengatakan, puncak Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-91 akan berlangsung di Kantor Gubernur Kaltim, 19 Desember mendatang.

“Dijadwalkan irup oleh Gubernur Kaltim. Selanjutnya, dirangkai dengan Nobar (Nonton Bareng) dan Ngopi (Ngobrol Penuh Insipirasi), lalu dilanjutkan dengan seminar,” ujarnya pada rapat akhir persiapan PHI, di Ruang Rapat Kartini DKP3A Kaltim.

Nobar dan Ngopi, lanjut Halda, akan menyaksikan film edukasi bertema pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak dilanjutkan dengan ngobrol penuh inspirasi dengan diskusi bersama tokoh agama, tokoh masyarakat, kalangan milenial, organisasi kemasyarakatan dan masyarakat luas.

“Sebelum acara puncak, 18 Desember akan dilaksanakan Edu Aksi untuk siswa. Ini merupakan gerakan sehari mengajar yang dilaksanakan oleh Dinas PPPA Provinsi dan kabupaten/kota untuk para siswa SD, SMP dan SMA. Materi yang disamapaikan adalah pencegahan perkawinan anak dan pencegahan pekerja anak,” imbuh Halda.

Rangkaian PHI akan dilanjutkan pada 20 Desember dengan melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan pada 26 Desember melakukan kunjungan ke Lapas Perempuan Kelas IIA Samarinda di Tenggarong Kabupaten Kutai Kertanegara.

PHI diharapkan sebagai momen penting untuk mendorong semua pemangku kepentingan guna memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan. (DKP3AKaltim/rdg)

 

Pembangunan Keluarga Untuk Ciptakan Ketahanan Keluarga

Samarinda — Dalam rangka ketahanan keluarga dan karakteristik keluarga yang kuat untuk menciptakan ketahanan keluarga yang berkualitas, Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Penyediaan Pelayanan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Dalam Mewujudkan Kesetaraan Gender dan Anak, berlangsung di Hotel Selyca Mulia Samarinda, Senin (16/12/2019).

Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad mengatakan pembangunan keluarga menjadi salah satu isu pembangunan Nasional dengan penekanan pada pentingnya penguatan ketahanan keluarga.

Keluarga sejahtera merupakan pondasi dasar bagi keutuhan, kekuatan dan keberlanjutan pembangunan. Keluarga yang rentan dan tercerai berai mendorong lemahnya pondasi kehidupan masyarakat.

“Ketahanan keluarga berfungsi sebagai alat untuk mengukur seberapa jauh keluarga telah melaksanakan perannya dan tanggung jawabnya dalam mewujudkan kesejahteraan anggotanya,” ujarnya.

Halda menambahakan, keluarga perlu dibina dan dikembangkan kualitasnya agar menjadi keluarga sejahtera serta menjadi sumber daya manusia yang efektif bagi pembangunan Nasional.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 52 tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyatakan bahwa upaya peningkatan ketahanan kesejahteraan keluarga perlu dipertimbangkan untuk mewujudkan pertumbuhan penduduk yang seimbang dan keluarga berkualitas.

Ia menyampaikan, ada beberapa cara untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas yaitu dengan menggunakan metode ketahanan keluarga. “Metode tersebut mengukur kemampuan keluarga untuk mengelola sumber daya dan masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera yaitu terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga,” imbuhnya.

Dengan dipahaminya tingkat ketahanan keluarga maka dinamika kehidupan sosial keluarga sebagai salah satu aspek kesejahteraan keluarga juga dapat diukur. Kondisi ketahanan keluarga menjadi gambaran keadaan dan perkembangan pembanginan sosial yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu, upaya peningkatan ketahanan keluarga menjadi penting untuk dilaksanakan dalam rangka mengurangi atau mengatasi berbagai masalah yang menghambat pembangunan Nasional.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 30 peserta terdiri dari BKKBN Kaltim, Kemenag Kaltim, BPS Kaltim, Dewan Pendidikan Kaltim, Dinas Pendidikan Kaltim, Dinas Kesehatan Kota Samarinda, dan LM / Organisasi Pemerhati Perempuan dan Anak. Hadir menjadi narasumber yaitu Anggota Komisi IV DPRD Kaltim Fitri Maisyaroh dan Kepala BKKBN Kaltim Eli Kusnaeli. (DKP3AKaltim/rdg)