DKP3A Kaltim Koordinasi Lapangan

Samarinda — Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim melakukan Koordinasi Lapangan ke Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Bontang, Jumat (2/10/2020).

Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad mengatakan, Bontang berada pada urutan terbawah untuk capaian Unmet Need dan Angka Prevalensi Kontrasepsi modern (mPCR).

Untuk mPCR Kota Bontang 2020 masih dibawah 72,0, per bulannya cenderung turun. Hanya pada awal tahun dengan capaian diatas 68,0. Pada triwulan ke-3 bulan Juli dan Agustus semakin menurun dari 66,4 ke 66,2. Hal ini berada di bawah target kaltim yaitu sebesar 66,2 dan target nasional sebesar

“Sedangkan capaian Unmet Need (Kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi) diatas 15,7. Grafik terus naik walau sempat turun. Pada bulan Februari dengan capaian 18,2 dan bulan berikutnya hingga data Agustus mencapai 20,5,” ujarnya.

Hal ini juga menunjukkan masih belum mencapai target Kaltim 8,3 maupun target Nasional 12,8. Sebagai informasi, data Unmet Need per kecamatan antara lain, Bontang Utara 22,4, Bontang Selatan 21,5, dan Bonang Barat 13.

Halda menlanjutkan, dalam masa pandemi Covid-19, tantangan  pelaksanaan  program  KB  cukup berat dirasakan oleh tim di lapangan. Halda mengimbau, meskipun terbatas namun pelayanan tetap dapat dilakukan secara online dan sharing kegiatan lapangan antar kecamatan dan kelurahan.

“Upaya penurunan Unmet Need dapat dilakukan dengan upaya peningkatan KIE oleh Dinas/Instansi, mitra kerja dan PKB/PLKB bersama petugas faskes KB dengan perbanyak media KIE dan penyuluhan,” imbuh Halda.

Selain itu, perlu pendekatan dan peran serta tokoh-tokoh adat/agama/masyarakat. ditambah juga dengan peran aktif IBI dan IDI, sehingga memaksimalkan segala potensi yang ada termasuk Mupen dan Muyan serta peran serta mitra dalam menjangkau wilayah-wilayah yang aksesnya sulit dan terpencil.

 

 

Penguatan Ketahanan Keluarga

Samarinda — Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menyelenggarakan kegiatan workshop ketahanan keluarga dengan tema Penguatan Ketahanan Keluarga Di Era Globalisasi dan Di Masa Pandemi Covid-19, berlangusng secara virtual, Senin (28/9/2020).

Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad mengatakan, keluarga memiliki peranan yang sangat penting karena keluarga merupakan awal terbentuknya SDM yang menentukan kualitas individu menjadi generasi penerus dan pemimpin masa depan. Keluarga merupakan lingkup pertama dan utama dalam menanamkan nilai-nilai agama, norma, moral dan pembentukan kepribadian anggotanya.

“Sementara ketahanan keluarga yaitu sebagai suatu kondisi keluarga yang memiliki keutuhan dan ketangguhan serta memiliki kemampuan fisik, materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya dalam meningkatkan kebahagiaan lahir dan batin,” ujar Halda.

Berbicara tentang kesejahteraan masyarakat atau kebahagiaan lahir dan batin, lanjut Halda, dapat diukur dengan indeks kebahagiaan atau indeks of Happiness sebagai salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan masyarakat berdasarkan tingkat kebahagiaan masyarakat.

“Menurut BPS, indeks kebahagiaan Indonesia tahun 2017 berada pada angka rata-rata 70,69. Kaltim berada di urutan keempat setelah Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Utara, Kaltim dan Kaltara. Berarti sebagian besar masyarakat Kaltim Sejahtera (71.57) karena bahagia namun tidak seluruhnya karena masih terdapat masyarakat yang hidupnya miskin (6%),” imbuh Halda.

Halda menambahkan, pada kondisi pandemi Covid-19 yang telah dirasakan hampir 7 bulan membawa dampak yang luar biasa, terutama sektor ekonomi yang berdampak secara nasional. Demikian juga dampak skala rumah tangga yaitu beban keluarga menjadi lebih besar dan kompleks. Di satu pihak pengeluaran bertambah sedangkan kepala keluarga tidak bekerja lagi atau di PHK, anak sekolah harus belajar di rumah sehingga rumah menjadi pusat aktivitas seluruh anggota keluarga.

Dengan keterbatasan ruang gerak anggota keluarga akan melahirkan kejenuhan yang berujung pada ketidakharmonisan rumah tangga terjadi pertengkaran, KDRT, perselingkuhan, suami yang tidak bekerja untuk mencari nafkah dan lain-lain.

Namun dibalik masalah itu semua pasti ada hikmah bagi keluarga yaitu waktu berkumpul menjadi lebih banyak, lebih kompak, orangtua mempunyai waktu untuk mendidik anak-anaknya, menanamkan nilai-nilai agama, pendidikan, moral dan sebagainya.

“Kami menyadari bahwa betapa besar beban keluarga pada masa pandemi ini sehingga pentingnya memberikan wawasan bagaimana anggota keluarga menjalani peran dan fungsinya masing-masing,”

Sementara, menurut data Simfoni 2020, kasus kekerasan di Kaltim di masa pandemi mengalami penurunan yaitu sebanyak 290 kasus, namun angka perceraian mengalami peningkatan. Menurut data dari Pengadilan Agama Kaltim kasus cerai gugat sebanyak 1058 kasus dan kasus cerai talak 358 kasus Artinya bahwa perempuan lebih banyak yang menuntut cerai.

Workshop ini diikuti OPD terkait, Dinas PPPA dan KB kabupaten/kota, perwakilan BKKBN Kaltim, BKOW Kaltim, KPPI Kaltim dan Forum Anak Kaltim. Hadir menjadi narasumber Ketua TP-PKK Kaltim Norbaitu Isran Noor, Co Founder Aliansi Laki-Laki Baru Nur Hasyim dan Pakar Gender dan keluarga IPB Heirin Puspita. (dkp3akaltim/rdg)

Capai Kualitas Bangga Kencana

Samarinda — Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi secara resmi membuka Rapat Telaah Tengah Tahun (Review) Program Bangga Kencana Tahun 2020 yang diinisiasi Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Kaltim secara virtual, Rabu (2/9/2020).

“Saya bangga karena kita terus bekerja ditengah pandemi, ditengah krisis yang belum berkesudahan, tetapi masih mampu bekerja dan berkontribusi untuk negara. Optimisme tinggi seiring dengan pengujian vaksin Covid-19 dan bisa segera diberikan kepada masyarakat, sehingga pada 2021 diharapkan kita bisa kembali ke kehidupan normal,” kata Hadi Mulyadi.

Wagub Hadi Mulyadi meminta jajaran BKKBN Provinsi Kaltim dan kabupaten/kota serta perangkat daerah terkait dapat menginventarisasi dan memberikan solusi terkait masalah-masalah KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga) dan perceraian yang terjadi di Kaltim.

Selain menjalankan program bangga kencana (pembangunan keluarga, kependudukan dan keluarga berencana), Hadi berharap BKKBN bersama Pemprov Kaltim terus semangat dan bekerja keras, mengkampayekan pentingnya keluarga yang berkuaitas demi terwujudnya keluarga yang mempunyai rencana berkeluarga, punya anak, pendidikan dan sebagainya. Sehingga akan terbentuk keluarga-keluarga berkualitas.


“Melalui review Program Bangga Kencana ini, Insya Allah saya yakin dalam waktu 4 bulan, tidak hanya capaian kuantitas, tetapi capaian secara kualitas dapat dipenuhi, bagaimana keluarga di Kaltim memiliki rencana hidup dan keluarga tertata rapi,” pesan Hadi.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim, Muhammad Edi Muin menyampaikan pada semester pertama (Januari-Juni 2020) jumlah peserta KB baru sebanhak 31.313 akseptor atau 25 persen dari target sebanyak 125.226 akseptor.

“Jumlah tersebut separuh lebih rendah dari capaian pada bulan yang sama pada 2019. Untuk peserta KB aktif telah tercapai 72 persen dari target 66,21 persen,” ujarnya.

Pemenuhan alat kontrasepsi (alkon) di fasilitas kesehatan (faskes) 82,1 persen dari 100 persen faskes yang teregistrasi.
“Pada peringatan Harganas dicanangkan program 1 juta akseptor secara nasional, Kaltim berkontribusi 20.926 akseptor atau 160,3 persen dari yang ditargetkan 13.073 akseptor,” jelasnya.

Pada pelaksanaan program bangga rencana tahun 2020 sasaran kegiatan yang menjadi fokus perhatian dititik beratkan pada kualitas keluarga remaja sebagai kaum milenial yang sehat dan mandiri serta peran Kampung KB atau Kampung berkualitas. Diharapkan mampu menjadi miniatur pembangunan yang menggambarkan keterlibatan institusi secara terpadu.

Oleh karena itu, gambaran hasil tentang sejauh mana pelaksanaan program bangga kencana pada semester pertama akan dijadikan acuan strategis dalam menentukan strategi operasional pada semester kedua.

Hadir Sekretaris Utama (Sestama) BKKBN Pusat Taviv Agus Riyanto, Kepala DKP3A Kaltim Hj Halda Arsyad, serta Kepala BKKBN kabupaten/kota se Kaltim.

DKP3A Kaltim Upayakan Penurunan Persentase Unmet Need

Samarinda — Kebutuhan  ber-KB  yang  tidak  terpenuhi  bersifat multi dimensional  karena  dipengaruhi  berbagai  faktor seperti  karakteristik  demografi,  sosial  ekonomi,  sikap, akses dan kualitas pelayanan. Dalam masa pandemi Covid-19, tantangan  pelaksanaan  program  KB  cukup berat dirasakan oleh tim di lapangan.

Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad mengatakan, kondisi yang mengharuskan masyarakat hidup dalam New Normal dengan penerapan ketentuan kehidupan baru, maka ini dapat menjadi faktor rendahnya capaian sasaran pada target.

“Persentase  capaian  unmet  need  Kaltim  15,7, dibanding  dengan  target nasional  masih  memiliki selisih sebesar 2,9 poin, dan masih jauh dari target Kaltim dikisaran 8,3,”  ujarnya pada Webinar Pengendalian Penduduk dalam Upaya Penurunan Persentase Unmet Need di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2020, berlangsung secara virtual, Kamis (13/8/2020).

Penyebab tingginya angka Unmet Need, lanjut Halda, antara lain pemahaman dan pengetahuan tentang keluarga berencana, budaya likal masih belum terbuka dan, letak geografis, akses jauh dan terpencil serta sulit dijangkau oleh tenaga kesehatan.

“Upaya penurunan Unmet Need dapat dilakukan dengan upaya peningkatan KIE oleh Dinas/Instansi, mitra kerja dan  PKB/PLKB bersama petugas faskes KB dengan perbanyak media KIE dan penyuluhan,” imbuh Halda.

Selain itu, perlu pendekatan dan peran serta tokoh-tokoh adat/agama/masyarakat. ditambah juga dengan peran aktif IBI dan IDI, sehingga memaksimalkan segala potensi yang ada termasuk Mupen dan Muyan serta peran serta mitra dalam menjangkau wilayah-wilayah yang aksesnya sulit dan terpencil.

Sebagai informasi, kinerja yang harus dicapai dalam program Banggakencana antara lain, menurunkan Angka Kelahiran Total dari rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan hidup oleh seorang perempuan sampai akhir masa reproduksinya (Total Fertility Rate/TFR), menaikkan Angka Prevalensi Kontrasepsi modern (mPCR) dan peserta KB aktif Alat Kontrasepsi jangka panjang (MKJP), serta menurunkan persentase kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi (Unmet Need).

Sementara Rencana Strategis (Renstra) DKP3A Kaltim tahun 2019-2023, pembangunan kependudukan meliputi 5 aspek penting terdiri dari, kuantitas penduduk, kualitas penduduk, mobilitas penduduk, data dan informasi, serta penyerasian kebijakan kependudukan melalui pembangunan kependudukan dan keluarga berencana.

“Oleh karenanya penyerasian kebijakan kependudukan melalui pembangunan kependudukan dan keluarga berencana memegang peran penting dalam pencapaian tersebut,” katanya

Advokasi dan KIE yang melibatkan penyuluh KB/PLKB maupun kader lainnya harus mampu menyakinkan bahwa menggunakan kontrasepsi atau ber-KB sangat bermanfaat untuk masa depan keluarga menuju keluarga berkualitas.

Webinar ini diikuti Dinas PPPAKB se Kaltim, hadir manjadi narasumber Kepala BKKBN Kaltim, HM Edi Muin dan Kepala DP2KBP3A Paser, Hadijah. (dkp3akaltim/rdg)

DKP3A Kaltim Ajak Masyarakat Bijak Gunakan Internet

Samarinda — Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad mengatakan, berdasarkan data kemenkes dan kemendikbud tahun 2017, sebanyak 95,1% remaja SMP dan SMA di 3 kota besar di Indonesia, yaitu DKI Jakarta, DI Yogyakarta dan Aceh telah mengakses situs Pornografi dan menonton video pornografi lewat internet. 0,48% diantaranya diketahui teradiksi ringan, dan 0,1% teradiksi berat.

“Berdasarkan data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII),  bahwa pengguna internet di Indonesia menempati peringkat 5 dunia dengan jumlah pengguna 132,7 juta orang,  Dari jumlah itu, sebanyak 18,4 % atau 24,4 juta orang pengguna internet di Indonesia adalah usia anak dan remaja dengan kisaran usia 10-24 tahun,” ujar Halda pada Webinar Fasilitasi Forum Pelayanan Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dengan tema “Dampak Pornografi Terhadap Pergaulan Remaja di Era Globalisasi”, secara virtual atau melalui Zoom Meeting, Rabu (29/7/2020).

 

 

 

 

 

 

Halda menambahkan, dengan usia yang masih sangat rentan dan banyak yang tidak tahu etika berinternet dengan baik, sehingga pornografi, kejahatan dunia maya serta penggunaan media sosial yang berlebihan bisa menjadi ancaman bagi anak dan remaja.

“Besarnya arus globalisasi, informasi yang tidak terkendali akan berdampak positif dan negatif bagi anak-anak dan remaja, untuk itu diperlukan self kontrol dan kesadaran dari diri kita masing-masing. Anak-anak dan remaja harus memiliki ketangguhan untuk melindungi diri dari hal-hal yang negatif, banyak hal-hal positif dari internet untuk kita menjadi lebih produktif.,” kata Halda.

Ia juga menjelaskan, data DKP3A Kaltim terkait jumlah penduduk Kaltim semester II tahun 2019 berjumlah 3.630.765, 30% dari jumlah tersebut adalah anak (0-<18th) 1.210.255, yang merupakan generasi penerus bangsa.

“Masa depan bangsa ini ada di tangan mereka. Oleh sebab itu mereka harus menjadi generasi yang sehat dan berkualitas,” imbuh Halda.

Lebih lanjut, pengetahuan kesehatan reproduksi penting untuk anak dan remaja sehingga diharapkan dapat meningkatkan pemahaman, pengetahuan serta bersikap dan berprilaku yang positif tentang kesehatan dan terhindar dari TRIAD KRR (menunda usia perkawinan, menghindari seks pranikah dan narkoba), sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang berkualitas dimasa mendatang.

Halda mengajak seluruh seluruh masyarakat menggunakan internet secara bijak dan peran orang tua sangat diperlukan untuk mendampingi, mengarahkan dan mengontrol anak-anaknya.

Webinar ini diikuti oleh Forum Anak Kaltim dan kabupaten/kota, PKBI Kaltim, PIK Remaja dan Bina Keluarga Remaja (BKR). Hadir menjadi narasumber pada webinar  Ketua Penghimpunan Masyarakat Tolah Pornografi Azizah Subagijo, dan Sekretaris BKKBN AL Khafid Hidayat. (dkp3akaltim/rdg)

BKKBN Gelar Persiapan Gerak PKK-KB-Kes

Samarinda — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim melaksanakan Rapat Persiapan Gerak PKK-KB dan Kesehatan Tingkat Provinsi Kaltim, secara virtual, Jumat (24/7/2020).

Kasubbid Hubalila BKKBN Kaltim Sri Haryani mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan cakupan pelayanan yang merata, upaya kesehatan lingkungan di rumah dan permukiman yang bersih, sehat dan berkualitas dalam Program Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) dan Kesehatan sebagaimana tertuang dalam upaya pencapaian RPJM-RPJP.

Lebih lanjut, diharapkan dapat meningkatkan jumlah kader/pengelola program pada masing-masing kelompok kegiatan, meningkatkan kualitas dimasing-masing kelompok kegiatan, meningkatkan jumlah keluarga yang ikut dalam kelompok masing-masing kelompok kegiatan.

“Selain itu, meningkatkan jumlah peserta KB Baru maupun peserta KB Aktif, meningkatkan jumlah peserta KB Pria secara kuantitatif, meningkatkan usia perkawinan bagi para PUS Baru dan meningkatkan jumlah remaja yang mendapat informasi tentang masalah-masalah Reproduksi Remaja,” ujarnya.

Kegiatan ini juga memiliki lokus persentase kesertaan ber-KB seperti MKJP & Non MKJP. Ketersedian kelompok-kelompok KKBPK dan cakupan Partisipasi keluarga terhadap poktan tersebut seperti BKB, BKR, BKL, UPPKS, Posyandu, dan sebagainya., % Kepemilikan keluarga terhadap administrasi kependudukan seperti KK, KTP, Akta kelahiran, karytu BPJS, KIS,  Kondisi infrastruktur Kampung KB seperti Jalan, sarana air bersih, lingkungan, rumah tempat tinggal, Ketersediaan sarana-prasarana yang menggambarkan sosialisasi/KIE below the line di Kampung KB seperti papan nama jalan/gang, poster, banner, baliho, dan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan gotong royong; dan Inovasi yang dihasilkan.

Berencana Itu Keren

Samarinda — Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-27 tahun 2020 diperingati Senin, 29 Juni 2020, dengan pemecahan rekor MURI Pelayanan KB serentak 1.000.000 akseptor di seluruh Indonesia. Tidak terkecuali di Kaltim.

Khususnya di ibu kota Benua Etam, Samarinda, terdapat lima titik pelaksanaan, salah satunya di Klinik Kartika Jaya Jalan Merdeka 3, Sungai Pinang, yang dihadiri Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi.

Wagub Hadi Mulyadi mengungkapkan peringatan Harganas ke-27 bukan hanya sekedar pemecahan rekor tetapi bagaimana menciptakan keluarga berencana yang kehidupannya itu benar-benar terencana.

Dirinya berharap momentum ini menjadi bagian penting bagi masyarakat Indonesia untuk memiliki kesadaran agar hidup dan berkeluarga itu penuh perencanaan.

“Berencana itu keren sesuai tagline. Dalam kehidupan dan berbagai aktifitas, semua pekerjaan, bisnis dan sebagainya jika dilaksanakan dengan perencanaan maka hasilnya Insya Allah baik. Makanya keluarga pun harus direncanakan sehingga kita punya ukuran dan evaluasi apa yang sudah maupun belum dicapai. Bagi masyarakat agar merencanakan kehidupannya, khususnya dalam keluarga. Jangan nenikah dini, jangan juga menikah terlalu tua. Itu intinya perencanaan. Menikah lah pada jenjang usia 20-30 tahun,” pesan Hadi Mulyadi.

Sementara, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim Muhammad Edi Muin mengatakan, pada peringatan Harganas ke-27 2020 kali ini perayaan dilakukan dengan cara yang sederhana tetapi penuh hikmah ditengah pandemi Covid-19.

Sesuai dengan tema “BKKBN baru, dengan cara baru dan semangat baru hadir di dalam keluargamu” serta dengan tagline “Berencana itu keren.

“Pemecahan rekor MURI 1 juta akseptor ini secara serentak dilakukan di seluruh wilayah Indonesia. Ini adalah wujud nyata pemerintah tetap hadir ditengah masyarakat bersama BKKBN,” ujar Edi Muin.

Tampak hadir, Sekda Kota Samarinda Sugeng Chairuddin, Kepala DPPKB Kota Samarinda Nurul Mu’minayati, Camat Sungai Pinang St Hasanah, Sekcam Sungai Pinang Didi Zulyani dan Ketua TP PKK Kecamatan Sungai Pinang Noor Azidah Azis. (humasprovkaltim).

Radalgram Bangga Kencana, Perlu Strategi Untuk Memenuhi Layanan Ber-KB Masyarakat

Samarinda — BKKBN Kaltim melakukan Rapat Pengendalian Program (Radalgram) Bangga Kencana Perwakilan Kaltim dan Kaltara secara virtual melalui Zoom Meeting, Senin (22/6/2020).

Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim M Edi Muin mengatakan, trend capaian kesertaan ber-KB dalam waktu 1-2 bulan terakhir ini mengalami penurunan, hal ini berkolerasi dengan tingkat kehamilan yang naik, sehingga perlu dilakukan strategi untuk tetap memenuhi layanan ber-KB bagi masyarakat dengan memenuhi alokon ke jejaring dan jaringan sebagai rantai pasok.

Sementara, penigkatan capaian CPR rata-rata Kaltim naik sebesar 1,2 point dari data bulan April 70,9% (454.745 peserta aktif dari 641.502 pasangan usia subur / PUS).

“Sedangkan dalam upaya penurunan unmet need (PUS yang tidak terlayani untuk ber-KB) dari Bulan April 2020 sebesar 15,6 menjadi 15,5 di bulan Mei 2020 (meningkat 0,1 point),” ujarnya

Selanjutnya, Pencapaian Peserta Baru (PB) Total terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 19,18 dan Kaltara 25,33. Pencapaian PB IUD terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 29,89 dan Kaltara 10,37. Pencapaian PB MOW terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 38.15 dan Kaltara 108,03. Pencapaian PB Implant terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 30,03. dan Kaltara 10,02. Pencapaian PB Suntikan terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 28,57. dan Kaltara 65,66. Pencapaian PB PIL terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 8,35. dan Kaltara 6,36. Pencapaian PB Kondom terhadap PPM sampai dengan Bulan Mei di Kaltim sebesar 11,97. dan Kaltara 35, 00.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 68 sambungan terdiri dari Pejabatan Administrator dan Pengawas, Koordinator Lapangan (Korlap) Kaltara, OPD KB Provinsi (Kaltim dan Kaltara, 10 Kabupaten./Kota OPD KB se Kaltim, 5 Kabupaten./Kota OPD KB se Kaltara. (dkp3akaltim/rdg)

 

Radalgram BKKBN Kaltim

Samarinda — Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kaltim menggelar Rapat Pengendalian Program dan Evaluasi Anggaran Perwakilan BKKBN Provinsi Kaltim dan Kaltara bersama OPD Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Kaltim dan Kaltara melalui Zoom Meeting, Senin (20/4/2020).

Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim M Edi Muin mengatakan, pencapaian peserta KB baru untuk 3 (tiga) kabupaten/kota yakni, Kabupaten Mahakam Ulu, Kota Bontang dan Kota Balikpapan masih berada dibawah 10%.

“Sehingga diharapkan koordinator wilayah dapat melakukan pembinaan dan memberi dukungan serta melibatkan peran IPeKB dalam rangka meningkatkan capaian target peserta KB baru. Sedangkan untuk capaian MKJP (IUD, Implant, MOW dan MOP) sudah cukup baik,” ujarnya.

Dalam masa pandemi Covid-19, untuk mengupayakan agar angka drop out dapat di minimalisir ditengah masa pandemi Covid-19 dengan bersinergi antara faskes, bidan, kader dan PKB/PLKB agar terus memantau penggunakan alat kontrasepsi (alkon) oleh akseptor, terutama akseptor yang akan habis masa KB nya;

Distribusi alkon (PIL dan Kondom) untuk peserta KB ulangan selama masa pandemi Covid19 dapat dibantu oleh PKB/PLKB diwilayah masing-masing dibawah supervisi puskesmas/dokter/bidan;

“Selain itu, pelayanan KB MKJP khususnya MOW yang memerlukan tindakan besar dan harus dilakukan di rumah sakit, untuk sementara ditunda, solusi yang diberikan adalah dengan menggunakan kondom/pil,” imbuh Edi.

Masih ada Kabupaten/Kota yang angka Unmet Neednya diatas rata-rata, dan dengan pemetaan pus hamil dapat menjadi salah satu strategi peningkatan capaian pelayanan pasca persalinan;

Di masa pandemi Covid-19 pemberian konseling kepada akseptor dilakukan dengan tata cara pencegahan Covid-19.

Program Banggakencana Harus Dirasakan Secara Langsung Oleh Masyarakat

Samarinda —  Plt Sekretaris Daerah Prov Kaltim M Sa’bani melalui Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad mengatakan seluruh stakeholder di lingkup pemerintah harus saling bersinergi dalam melaksanakan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Banggakencana) yang didukung oleh mitra kerja diluar pemerintah dalam mensukseskan program tersebut. Tugas birokrasi memastikan agar manfaat program dapat dirasakan secara langsung oleh masyarakat.

Tujuannya untuk mengoptimalkan peran serta pemangku kepentingan dan mitra kerja dalam operasionalisasi Program Banggakencana pada umumnya, khususnya di daerah yang memiliki capaian rendah termasuk Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) dan Kampung KB yang dirasakan belum optimal.

“Kita harus mengambil langkah-langkah konkrit melalui program yang aplikatif sesuai dengan kewenangan, fungsi dan tugas masing-masing seraya memperhatikan kondisi objektif di lapangan,” ujarya pada kegiatan Rapat Koordinasi Teknis Kemitraan Program Banggakencana, di Hotel Selyca Mulia Samarinda. Kamis (27/2/2020).

Ia mengajak semua pihak untuk mengisi dan mengoptimalkan keberadaaan Kampung KB yang telah ada di setiap kabupaten/kota. Melalui kegiatan-kegiatan yang saling bersinergi antar lintas sektor dan mitra kerja di Kampung KB.

“Begitu juga dengan pemberdayaan ekonomi keluarga serta ketahanan keluarga di Kampung KB harus ditingkatkan sehingga keluarga-keluarga yang kurang mampu dapat menjadi keluarga-keluarga yang mandiri dan berketahanan,” imbuh Halda.

Halda berharap, kegiatan ini menghasilkan rencana tindak lanjut bersama dalam implementasi Program Banggakencana di lapangan. Hal ini demi tercapainya sasaran Program Banggakencana Tahun 2020 lebih baik lagi, sehingga akan mempercepat  pencapaian sasaran program pembangunan kependudukan dan keluarga berencana  dalam RPJMN 2020-2024.