Samarinda --- Meriahnya riuh sorak-sorai pendukung dari berbagai kabupaten/kota di Kaltim pada gelaran Malam Puncak Seleksi Duta Forum Anak Kalimantan Timur tahun 2024, berlangsung di Ballroom Hotel Aston Samarinda, Minggu malam, (25/8/2024).
Sebanyak 18 finalis dari 9 Kabupaten/Kota di Kaltim berkumpul untuk memperebutkan gelar Duta Forum Anak Kaltim.
Peserta yang lolos ke babak 6 besar adalah Fransiskus Arya Dwi Wicaksono (Kutai Barat), Muhammad Raihan Aryadinata (Paser), Putri Yanis (Samarinda), Caesar Putra Dexan Pratama (Balikpapan), Azam Al Fattah (Bontang), dan Gloria Eklesia Ngongoloy (Balikpapan).
Setelah sesi tanya jawab yang dilakukan dewan juri, terpilih Caesar Putra Dexan Pratama (Balikpapan) sebagai Duta Forum Anak Kaltim, Gloria Eklesia Ngongoloy (Balikpapan) sebagai Runner Up 1, dan Putri Yanis (Samarinda) sebagai Runner Up 2.
Fransiskus Arya (Kutai Barat) sebagai Best Performance, Mayra Ceyssa Lovely (Kutai Kartanegara) sebagai Best Sosial Media, dan Azam Al Fattah (Bontang) sebagai Best Intelegensia.
Malam puncak ini juga menyuguhkan berbagai penampilan unjuk bakat, mulai dari tari jepen oleh Forum Anak Balikpapan, pembacaan puisi oleh Forum Anak Samarinda, hingga drama musikal oleh seluruh finalis Duta Forum Duta Anak Kaltim. Terdapat pula penampilan tarian dan nyanyian spesial dari murid-murid di SLB Pelita Bunda Samarinda.
Sebelum malam puncak, para finalis sudah menginap di Hotel Aston sejak Jumat, 23 Agustus 2024 lalu untuk mendapatkan pembekalan terkait dengan peran anak sebagai Duta Forum Anak Kaltim nantinya.
"Pembekalan yang mereka dapat antara lain pengembangan diri, pemenuhan hak anak, pemenuhan hak-hak sipil anak, dan sebagainya," jelas Soraya.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita, mengatakan ajang seleksi Duta Forum Anak ini merupakan upaya pemerintah daerah dalam memastikan terpenuhinya hak-hak setiap anak di Benua Etam.
#dkp3akaltim #pemprovKaltim #dutaforumanakkaltim #kemenpppa
"Forum anak menjadi wadah penting agar anak-anak dapat menyalurkan aspirasi dan keinginan mereka, serta berkontribusi dalam perencanaan pembangunan yang berdampak pada kehidupan anak-anak," tuturnya.
Soraya juga menyoroti peningkatan kasus kekerasan di Kaltim yang terjadi di setiap tahunnya. Tahun 2021 terdapat 551 kasus, lalu meningkat di tahun 2023 menjadi 945 kasus, dan 1108 kasus pada tahun 2023, di mana 50 hingga 60 persen korban dari kasus-kasus tersebut adalah anak-anak.
"Harapannya mereka yang terpilih dapat menjadi pelapor serta pelopor, khususnya terkait dengan pelaporan tindak kekerasan di lingkungannya dan pelopor promosi pemenuhan hak anak," katanya. (dkp3akaltim/rdg)