Samarinda --- Sebagai komitmen Implementasi Pengarusutamaan Gender (PUG) Pemerintah Kalimantan Timur melalui Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kalimnatan Timur menggelar menggelar Parade Gender Kalimantan Timur dalam rangkaian peringatan Hari Kartini tahun 2023. Parade gender yang menampilkan perempuan berjasa dan berprestasi se Kaltim di gelar di Ruang Serbaguna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (24/5/2023). Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Sri Wahyuni didampingi Kepala DKP3A Kalimantan Timur, Noryani Sorayalita menyerahkan langsung penghargaan kepada perempuan berjasa dan berprestasi dalam pemberdayaan perempuan (Gender Champion). Penghargaan diberikan setelah melalui proses penilaian dari Tim Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE KIM) untuk lima bidang, yaitu kesehatan, pendidikan, sosial budaya, pertanian dan lingkungan hidup. Selain itu, diberikan pula Award Gender kepada Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Timur, Mitra Kerja (Badan Usaha) dan Desa Ramah Gender. Sekda Sri Wahyuni mengatakan setiap orang yang telah memberikan kontribusi itu layak mendapatkan reward atau penghargaan. Apalagi penghargaan ini basisnya adalah pergerakan yang dilakukan oleh kaum perempuan. Dengan keterbatasan yang dimiliki perempuan, tetapi bisa berkontribusi untuk lingkungannya di berbagai bidang. Ini menjadi satu contoh bahwa perempuan itu bisa berdaya. Perempuan menurut dia, bisa melakukan pemberdayaan terhadap diri dan lingkungannya. Hal ini menjadi salah satu muatan dari parade gender. “Jadi parade gender ini tidak hanya sekedar seremoni, tetapi ini ruang bertemunya para champion yang nanti akan menyuarakan kedepan itu akan seperti apa. Terutama untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG), menjadikan perempuan Kaltim yang berdaya, apa-apa saja yang harus dilakukan,” ujarnya. Untuk itu, lanjut Sri Wahyuni, Pemprov Kaltim tidak bisa sendiri, perlu menggandeng mitra pembangunan yang sudah melakukan atau mengimplementasikan PUG di lingkungannya. Pemerintah daerah bersama mitra pembangunan juga harus bersinergi agar hal-hal yang dilakukan tidak menjadi parsial. “Maka tadi kita sarankan jika ada model satu kawasan untuk pengarusutamaan gendernya sudah berjalan, yang jika itu dilakukan bersama-sama, terpadu antara Pemprov Kaltim dengan mitra pembangunan. Maka model ini bisa direplikasi untuk daerah yang lain. Kemudian kita juga perlu memperbanyak fasilitator pembedayaan perempuan, karena jumlah tenaga yang ada di DKP3A dan mitra pembangunan sangat terbatas. Tapi kita perlu banyak mencetak fasilitator pemberdayaan perempuan yang menjadi tangan kanan kita, agen kita dan pionir kita untuk pengarusutamaan gender,” urainya. Sekda menggarisbawahi capaian IPG berada diposisi 32 dan IDG diposisi 25 besar dari 34 provinsi se-Indonesia atau berbanding terbalik dengan capaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim yang berada di posisi 3 besar nasional. DKP3A Provinsi Kalimantan Timur merupakan leading sector PUG tetapi harus dikerjakan secara bersama-sama. “Selain melaksanakan selebrasi seperti ini, kita juga tetap punya tanggung jawab untuk melakukan aksi-aksi dalam upaya meningkatkan angka IPG dan IDG Kaltim yang masih jauh dengan capaian IPM Kaltim. Paling tidak kita harus berusaha untuk menyamakan posisi IPG dan IDG sejajar dengan angka IPM Kaltim,” tegasnya. (dkp3akaltim/rdg)