Loading...
Kesetaraan Gender (KG)

DKP3A Kaltim Gelar Peningkatan Partisipasi Politik Pemilih Pemula di 7 Kabupaten/Kota

19 Desember 2022
Detail Berita

Samarinda --- Untuk memberikan pendidikan politik bagi pemilih pemula, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Peningkatan Partisipasi Politik Kepada Pemilih Pemula di 7 kabupaten/kota. Kepala DKP3A Kaltim, Noryani Sorayalita melalui Kabid Kesetaraan Gender, Dwi Hartini mengatakan, kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 14 November sampai 8 Desember 2022, dengan sasaran 700 orang. Kegiatan berlangsung di Kota Balikpapan, Kota Samarinda, Kabupaten.Paser, Kabupaten PPU, Kabupaten Berau, Kabupaten Kukar, dan Kota Bontang. Bersadarkan data dari KPU Kaltim, tahun 2019 untuk Kabupaten Berau jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 128.057, jumlah suara sah yaitu 114.454 dan jumlah suara tidak sah yaitu 15.573. Sementara untuk Kabupaten Kukar jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 394.722, jumlah suara sah yaitu 339.013 dan jumlah suara tidak sah yaitu 55.709. Untuk Kabupaten Paser jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 151.583, jumlah suara sah yaitu 127.990 dan jumlah suara tidak sah yaitu 23.593. Untuk Kabupaten PPU jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 101.376, jumlah suara sah yaitu 84.913 dan jumlah suara tidak sah yaitu 16.463. Sedangkan Kota Samarinda jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 446.668, jumlah suara sah yaitu 392.366 dan jumlah suara tidak sah yaitu 54.302. Untuk Kota Balikpapan jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 367.927, jumlah suara sah yaitu 327.960 dan jumlah suara tidak sah yaitu 39.967. Selanjutnya untuk Kota Bontang jumlah suara sah dan tidak sah yaitu 99.705, jumlah suara sah yaitu 90.185 dan jumlah suara tidak sah yaitu 9.520. Ia menjelaskan, pemilih pemula sangat memiliki andil yang besar dalam pemilu. “Mereka sangat berperan sebagai pengawas partisipatif pada pemilu yang akan diselenggarakan,” terang Dwi baru-baru ini. Pemilih pemula yang terdiri atas pelajar, mahasiswa atau pemilih dengan rentang usia 17-21 tahun menjadi hal yang memang unik, sering kali memunculkan kejutan dan tentu menjanjikan secara kuantitas. Disebut unik, sebab perilaku pemilih pemula dengan antusiasme tinggi, relatif lebih rasional, dan haus akan perubahan. Pemilih pemula memiliki antusiasme yang tinggi sementara keputusan pilihan yang belum bulat, sebenarnya menempatkan pemilih pemula sebagai swing vooters yang sesungguhnya. “Pilihan politik mereka belum dipengaruhi motivasi ideologis tertentu dan lebih didorong oleh konteks dinamika lingkungan politik local,” imbuhnya. Disisi lain, pemilih pemula juga mudah dipengaruhi kepentingan-kepentingan tertentu, terutama oleh orang terdekat seperti anggota keluarga, mulai dari orang tua hingga kerabat dan teman. Selain itu, media massa juga lkut berpengaruh terhadap pilihan pemilih pemula. Hal ini dapat berupa berita ditelevisi, spanduk, brosur, poster, dan lain-lain. “Sehingga penting pula mengenalkan konsep gender dalam pelaksanaan pemilu khususnya bagaimana peran pemilih pemula diawal keterlibatannya dalam proses pemilu,” katanya. Ia berharap, pesta demokrasi yang sehat di Kaltim, yang salah satu syaratnya yaitu partisipasi aktif dari warga Negara termasuk para pemilih pemula.