Loading...
Kesetaraan Gender (KG)

IPG Posisi Keempat dan IDG Bontang Posisi Kesembilan se Kaltim

28 September 2021
Detail Berita

Bontang --- Berdasarkan data BPS tahun 2020 terdapat kesenjangan pada  Capaian Pembangunan dalam Indeks Pembangunan Manusia (IPM) laki-laki dan perempuan  Provinsi Kalimantan Timur.  Untuk IPM laki-Laki Kalimantan Timur pada indeks 81,32 menempati posisi ketiga dari 34 Provinsi se Indonesia, sedangkan IPM Perempuan  ada pada posisi ke 7  dari 34 Provinsi se Indonesia. Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita, mengatakan untuk capaian Indeks Pembangunan Gender (IPG) dan Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) ada pada posisi 32 dari 34 Provinsi. Komposit yang  sangat mempengaruhi terhadap kesenjangan ini adalah pada bidang ekonomi.  Pada  agregat  Pengeluaran Perkapita  sebagai Komposit IPG dan IPM Kaltim berada pada angka Rp. 6.943.000 juta/tahun  untuk  Perempuan dan angka 17.958.000/tahun  untuk laki-laki. Sementara capaian pengeluaran perkapita di Indonesia sebesar Rp. 9.004.000/tahun. “Sektor ekonomi lainnya adalah Sumbangan Pendapatan Perkapita Perempuan Kaltim  yang mengalami kenaikan sebesar 0,11% dari 24.06% pada tahun 2019 menjadi 24,17 pada tahun 2020,” ujar Soraya pada kegiatan Pengembangan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) Pemberdayaan Perempuan Kewenangan Provinsi, berlangsung di Hotel Bintang Sintuk Kota Bontang, Selasa (28/9/2021). Kondisi tersebut, menurut Soraya, menunjukkan kondisi kualitas hidup perempuan Kalimantan Timur  masih rendah,  khususnya pada sektor ekonomi bahkan  berpotensi  menjadi beban pembangunan. Terlebih lagi masyarakat masih dihadapkan dengan masa pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terjadinya penurunan pencapaian  pembangunan di segala sektor, kehilangan pendapatan, dan terputusnya hubungan kerja. Serangan pandemi Covid-19  pada Keluarga menjadi kendala yang cukup berat bagi perempuan dalam mengelola peran dan tugasnya terutama dalam mengelola usaha ekonomi, padahal perempuan yang berkualitas hidup prima dapat menjadi aset pembangunan yang dapat memberikan kontribusi positif dan signifikan terhadap proses pembangunan yang berkesetaraan dan berkeadilan. Soraya menambahkan, saat ini IPG Kota Bontang adalah 86,87 atau urutan keempat dari seluruh kabupaten/kota se Kaltim. Nilai tersebut merupakan komposit dari Angka Harapan Hidup perempuan sebesar 76,1 tahun dan laki-laki 69,59 tahun, Rata-rata lama sekolah perempuan adalah 10,53 tahun dan laki-laki sebesar 11 tahun, Harapan Lama Sekolah perempuan adalah 13,03 tahun dan laki-laki sebesar 13,23 tahun, Pengeluaran perkapita perempuan adalah Rp. 9,409.000/tahun dan laki-laki sebesar Rp. 25.180.000/tahun. “Sedangkan IDG Kota Bontang pada tahun 2020 adalah sebesar 51,97, berada pada urutan kesembilan se Kaltim. Nilai indeks tersebut merupakan komposit dari keterwakilan perempuan di parlemen sebesar 21,09 persen, Perempuan sebagai tenaga profesional sebesar 46,24 persen, Sumbangan pendapatan perempuan sebesar 17,41 persen,” lanjut Soraya. Dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur terhadap Pelaku ekonomi perempuan yaitu dengan berupaya melakukan penguatan terhadap lembaga pemberdayaan  perempuan. Pemprov Kaltim juga telah berkomitmen dalam pemberdayaan perempuan, tertuang dalam Misi Satu Gubernur yaitu Berdaulat Dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia yang Berakhlak Mulia dan Berdaya Saing, Terutama Perempuan, Pemuda dan Penyandang Disabilitas. Kegiatan ini diikuti sebanyak 30 peserta dari pelaku ekonomi perempuan. Hadir menjadi narasumber Kepala Dinas PPKB Kota Bontang Bahtiar Mabe dan Co-Founder Rumah Bekesah Yusina Wahyuni. (dkp3akaltim/dell­)