Loading...
PPPA

Pendidikan Anak

28 Desember 2020
Detail Berita

Samarinda --- Era keterbukaan informasi didukung kemajuan teknologi modern membuat segalanya mudah, ternyata bisa menjadi ancaman bagi rendahnya pemahaman dan keyakinan (aqidah) anak-anak dalam agama Islam, termasuk kecintaan kepada tokoh-tokoh Islam bahkan Nabi Muhammad SAW. "Apa yang sudah kita berikan kepada mereka (anak-anak)," kata Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi saat menyampaikan inspirasi pada Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-13 Wahdah Islamiyah Tahun 2020, Jumat 25 Desember 2020. Menurut mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini, selayaknya para orang tua terlebih pengajar (guru/dosen) melakukan pendekatan dengan memberikan mereka (anak-anak) nilai-nilai agama dan figur-figur ketokohan Islam. Namun, lanjutnya, terlebih utama bagaimana memetakan (mengetahui dan memahami) pengetahuan dan pikiran anak-anak tersebut. Sebab, ujarnya tidak bisa memaksakan idola (tokoh/figur) yang sudah menjadi idola orang tua, guru atau pun dosen. Sebelum melihat atau memetakan pikiran mereka. "Kalau kita sudah memetakan sejauh mana pemikiran mereka, maka mudah melakukan pendekatan," bebernya. Hadi mengungkapkan ketika dirinya menjadi guru juga dosen. Dia tidak berorientasi pada satu figur atau satu nama untuk mengenalkan islam dengan baik kepada anak-anak didiknya. Apabila, para orang tua dan pengajar sudah memberikan nilai-nilai Islam yang baik, maka akan menumbuhkan rasa cinta kepada Allah, Rasulullah, agama dan tokoh-tokoh Islam. "Kalau mereka memahami Islam dengan baik, maka otomatis kecintaan mereka kepada Rasulullah, kepada para sahabat dan tokoh-tokoh Islam tidak perlu dipaksakan lagi," jelasnya. Hal ini diakui Hadi, sama ketika dulu mendapatkan tarbiyah (pendidikan) Islam oleh orang tua, guru juga dosen. "Intinya, bimbingan harus selaras antara ide, idola dan pemahaman Islamnya," ungkapnya. Ditegaskannya, selama pemahaman Islamnya baik, maka kecintaan anak-anak terhadap Islam (Allah, Rasul dan tokoh Islam) juga baik.(humasprovkaltim)