Wagub Minta TPPS Perlu Kolaborasi Lintas Sektor Tangani Stunting

Samarinda — Wakil Gubernur Kaltim H Hadi Mulyadi menegaskan kasus stunting di Kaltim tahun 2021 turun dari tahun 2019, yakni sebesar 28,09 persen. Dan tahun 2021, kembali turun sebesar 22,8 persen.

Artinya penurunan kasus stunting di Kaltim menurut Wagub, sudah lebih bagus secara nasional, karena sudah berada dibawah nasional.

“Untuk empat daerah yang memiliki rerata lebih rendah dari rata-rata provinsi yakni Kabupaten Kutai Barat, Balikpapan, Mahakam Ulu dan Samarinda. Sementara enam kabupaten dan kota menjadi lokus sampai 2021 lalu. Dimana, 50 persennya belum memberikan kontribusi positif atas persentase stunting di Kaltim, yakni Kabupaten Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, Bontang, Berau dan Paser masih di atas rata-rata provinsi,” kata Hadi Mulyadi usai menerima audiensi Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita didampingi Plt Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim Hj Karlina K, di Rumah Jabatan Wagub Kaltim Jalan Milono Samarinda, Senin (7/3/2022).

Terkait penanganan stunting di Kaltim, apalagi sudah terbentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tingkat Provinsi Kaltim, Wagub berharap perlu kolaborasi, kerjasama dan koordinasi lintas sektor dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

“Perlu kerja keras dengan berkolaborasi, bekerjasama dan berkoordinasi antar sektor serta melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, perguruan tinggi dan seluruh elemen masyarakat dalam menangani masalah stunting,” imbuh Hadi.

Hadi Mulyadi yang juga Ketua TPPS Kaltim meminta penanganan stunting hingga tingkat desa dengan melakukan gerakan bersama yang melibatkan Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK), tokoh agama, juga Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dan elemen masyarakat lainnya.

“Penanganan stunting harus menjadi tugas kita bersama. Tidak cukup hanya Pemprov Kaltim saja, namun perlu dukungan Pemkab/Pemkot maupun TP-PKK bahkan seluruh elemen masyarakat,” pesan Hadi Mulyadi.

Sebelumnya Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita melaporkan latar belakang terbentuknya TPPS Tingkat Provinsi Kaltim, berawal dari rapat terbatas dengan Presiden tahun 2021 lalu, dan mengamanatkan kasus stunting agar diturunkan minimal 3 persen pertahun, karena Indonesia saat ini berada di urutan ke 4 se Asia untuk kasus stunting tertinggi.

“Untuk Indonesia, kasus stunting pada 2019 adalah 27,7 persen dan terjadi penurunan pada 2021 menjadi 24.4 persen. Amanat Presiden untuk menurunkan kasus minimal 3 persen pertahun. Dan TPPS bisa menjangkau sampai pada tingkat bawah (desa) dengan melibatkan PKK dan Posyandu, sehingga penanganan stunting bisa lebih optimal dan efektif,” ujar Soraya. (adpimprovkaltim/dkp3akaltim/rdg)

.

Angka Prevalensi Stunting Di Kaltim Berada Dibawah Rata-Rata Nasional Yakni 22,8%

Samarinda — Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim bersama Perwakilan BKKBN Kaltim menginisiasi Rapat Pembahasan Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting melalui Promosi Program Bangga Kencana Bersama Mitra Kerja di Ruang Rapat Tepian I, Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (2/3/2022).

Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Kaltim, Hj. Karlina K mengatakan permasalahan stunting adalah salah satu bagian dari double burden malnutrition (DBM) mempunyai dampak yang sangat merugikan baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dan dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

“Dalam jangka pendek, Stunting terkait dengan perkembangan sel otak yang akhirnya akan menyebabkan tingkat kecerdasan menjadi tidak optimal. Hal ini berarti bahwa kemampuan kognitif anak dalam jangka panjang akan lebih rendah dan akhirnya menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi,” katanya.

Lebih lanjut disampaikan Karlina, berdasarkan hasil SSGBI Tahun 2019, Prevalensi Stunting di Kaltim berada pada angka 28,09% lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 27,67%. Namun pada SSGI Tahun 2021 lalu, angka prevalensi stunting di Kaltim telah berada dibawah rata-rata nasional yakni 22,8% (nasional 24,4%).

“Hasil ini tentu patut kita syukuri bersama, atas kerja keras Tim RAD-PG Kalimantan Timur yang telah mampu menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 2,64% per tahun dan semoga akan mencapai angka 14% pada tahun 2024. Sebuah capaian yang menggembirakan di tengah wabah Pandemi Covid-19 yang sampai sekarang masih melanda negara kita tercinta ini,” ungkapnya.

Dari hasil SSGI Tahun 2021 juga hanya ada 4 daerah di Kaltim yang memiliki rerata lebih rendah dari rata-rata provinsi yakni Kabupaten Kutai Barat, Kota Balikpapan, Kabupaten Mahakam Ulu, dan Kota Samarinda.

“Ini berarti dari 6 daerah yang menjadi lokus sampai dengan 2021 lalu, 50%nya belum memberikan kontribusi positif atas persentase penurunan prevalansi stunting di Provinsi Kalimantan Timur, yakni Kabupaten Penajam Paser Utara, Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur,” terang Karlina.

Dengan diundangkannya Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, salah satu mandat yang harus segera dilaksanakan adalah membentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting (TP2S) Tingkat Provinsi, TP2S Tingkat Kabupaten/Kota sampai dengan TP2S Tingkat Desa/Kelurahan.

Sementara itu, Kepala DKP3A Kaltim Noryani Sorayalita, mengatakan bahwa pertemuan ini sebagai upaya bersama dalam mensinergikan dan menindaklanjuti tugas daerah.

“Agenda pertemuan kita hari ini adalah mendengarkan paparan dari Perwakilan BKKBN Provinsi Kalimantan Timur dan pembahasan draft Surat Keputusan TPPS Provinsi Kalimantan Timur. Saya harap persamaan persepsi dalam penurunan stunting di Kalimantan Timur dapat terbentuk melalui pertemuan ini”, katanya.

Turut hadir dalam kegiatan ini antara lain beberapa orang jajaran dari Perwakilan BKKBN dan DKP3A, perwakilan dari Bappeda, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas Kominfo, dan OPD terkait. Hadir pula dari unsur akademisi hingga organisasi profesi dan mitra kerja terkait. (bkkbnkaltim/dkp3akaltim/rdg)

Pemprov Kaltim Bentuk Tim Percepatan Penurunan Stunting

Samarinda — Pelaksanaan percepatan pencegahan stunting terintegrasi memerlukan sumber daya manusia yang memadai. Untuk itu dibutuhkan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Kalimantan Timur.

Pembentukan Tim TPPS sendiri sebagai tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 72 tahun 2021 Tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Tim ini tidak hanya sekedar melibatkan, tapi harus tau apa yang harus dikerjakan,” ungkap Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Setda Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak dalam arahannya pada Rapat Pembentukan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), di Ruang Tepian 1, Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (2/3/2022).

Seperti yang diketahui bahwa stunting merupakan isu strategis dan merupakan masalah yang harus dientaskan.

“Alhamdullilah stunting di Kaltim trendnya dalam posisi yang cukup baik ada penurunan,” terangnya.

Karena itu, dirinya berpesan tim ini tidak hanya sekedar memenuhi kewajiban daerah untuk dibentuk, tapi benar-benar bisa fungsional dan operasional.

“Tidak sekedar masuk saja, tapi nanti sulit dalam pelaksanaannya,” tuturnya.

Andi menambahkan, jangan sampai tim ini terbentuk bagus tapi tidak fungsional. Oleh karena itu harus jelas pembagian struktur bidang-bidangnya.

Penurunan stunting tidak bisa dilakukan satu atau dua perangkat daerah saja, tetapi semua pihak harus bergerak sesuai dengan tugas bidang masing-masing.

“Mudah-mudahan susunan tidak terlalu gemuk, namun bisa fungsional secara efisien dan efektif,” pinta Andi diakhir arahannya.

Tampak hadir pada acara tersebut Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Noryani Sorayalita, Plt Kepala Kantor Perwakilan BKKBN Kaltim Karlina K, serta unsur Perangkat Daerah. (diskominfokaltim/dkp3akaltim/rdg).

Perempuan Bukan Hanya Setara, Tapi Jauh Lebih Mulia

Samarinda — Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kaltim HM Sa’bani membacakan sambutan tertulis Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Darmawati pada Peringatan Hari Ibu Ke-93 Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2021 di Pendopo Odah Etam, Rabu (22/12/2021)

Sebelum membacakan sambutan, Sa’bani membukanya dengan memberi semangat kepada para ibu dan perempuan di Kalimantan Timur.

“Menurut saya, perempuan itu bukan setara, tapi jauh lebih mulia. Saya selalu pegang kata-kata itu,” ucap Sa’bani memberi apresiasi atas betapa besarnya peran seorang ibu dan para perempuan.

Sa’bani bahkan tegas mengatakan, tidak akan ada pemerintahan, kepala daerah, bahkan presiden sekalipun, tanpa peran besar perempuan di dalamnya.

Sementara dalam sambutannya, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyebutkan bahwa perjuangan perempuan Indonesia sudah dibuktikan dari masa ke masa.

Hari Ibu yang saat ini diperingati, kata Menteri I Gusti Ayu Bintang Darmawati tidak bisa dilepaskan dari Kongres Perempuan Indonesia yang diselenggarakan pada 22-25 Desember 1928 di Yogyakarta.

Dimana para perempuan Indonesia ketika itu pun sudah ikut berkontribusi dalam proses kemedekaan bangsa dan kemerdekaan bagi kebebasan perempuan sendiri.

Jadi, kontribusi perempuan bukan hanya dalam posisi sebagai ibu, tapi juga berkontribusi besar bagi kemerdekaan dan kemajuan bangsa Indonesia.

Di momen yang sama Wakil Ketua I TP-PKK Kaltim, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi mewakili Ketua TP PKK Kaltim Hj Norbaiti Isran Noor, memberi ucapan selamat Hari Ibu kepada seluruh perempuan di Kaltim.

“Selamat Hari Ibu, semoga bisa terus menjadi ibu yang hebat bagi keluarga, negara dan bangsa,” kata Erni Makmur Hadi Mulyadi.

Dia yakin, di tengah pandemi yang belum juga usai ini, para ibu dan perempuan Kaltim bisa tetap eksis beraktivitas dan kreatif di tengah masyarakat dan keluarga.

Acara dihadiri berbagai organisasi wanita diantaranya Dharma Wanita Persatuan, TP-PKK, Persit Kartika Chandra Kirana, Bhayangkari, BKOW dan lainnya. Tampak  hadir juga Ketua DWP Kaltim Hj. Liza Febriani Sa’bani.

Pada kesempatan itu diserahkan penghagaan kepada tokoh perempuan yaitu Qomariah Kuncoro, Ardiningsih dan Nila Kandi. Satu penghargaan lagi diberikan kepada Pemerhati perempuan dan anak di Kaltim, Sumadi.

Puncak PHI Ke 93 Adalah Bentuk Apresiasi Bagi Semua Perempuan Indonesia

Samarinda — Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 93, Pemprov Kaltim melalui Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Puncak PHI Ke 93 berlangsung di Pendopo Odah Etam Komplek Kantor Gubernur Kaltim, Rabu (22/12/2021).

Dalam laporannya Kepala Dinas KP3A Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, bahwa acara puncak Peringatan Hari Ibu ke 93 tahun 2021 ini sesungguhnya merupakan bentuk apresiasi bagi semua perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

“Keprihatinan dan keterpurukan yang dialami akibat Pandemi Covid-19, turut berdampak pada kehidupan perempuan. Namun ditengah himpitan ekonomi, beban ganda dan berbagai tantangan lainnya, perempuan-perempuan telah banyak mengambil alih peran penting dalam menanggulangi bencana ini,” ujar Soraya.

Ia menambahkan, rangkaian Peringatan Hari Ibu di Provinsi Kaltim, di awali dengan Rapat Koordinasi Perempuan Kaltim pada tanggal 7 Desember 2021 dengan tema Perempuan Kaltim Maju Bersama (Perekat Mama) Menuju Kaltim Berdaulat.

“Rakor tersebut dilaksanakan untuk menyamakan persepsi dan membangun semangat, bahwa perempuan juga mempunyai peran startegis dalan pembangunan. Rakor Perempuan Kaltim tersebut menghasilkan 10 kesepakatan yang disetujui dan ditandatangani oleh seluruh peserta Rakor,” imbuh Soraya.

Selanjutnya, DKP3A Kaltim menggelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga pada tanggal 20 Desember 2021 dengan tema “Perempuan Berdaya Indonesia Maju”,  dan sub tema yaitu  “Perempuan Indonesia : Berdaya Untuk Pemulihan Ekonomi Bangsa ( Pasca Pandemi Covid 19)” dengan tujuan meningkatkan kapasitas perempuan menghadapi tantangan Kaltim sebagai calon Ibu Kota Negara baru.

“Kemudian Ziarah dan Tabur Bunga di TMP Kesuma Bangsa pasa 21 Desember,” terang Soraya.

Acara dirangkai dengan pemberian penghargaan pada tokoh perempuan, pemerhati perempuan dan anak, pemberian bingkisan kepada busana dan doorprize bagi peserta

Kegiatan ini diikuti sebanyak 200 orang, yang terdiri dari Kepala Perangkat Daerah, lembaga/organisasi masyarakat dan perempuan, serta tokoh perempuan. (dkp3akaltim/rdg)

Hari Ibu, Momentum Perempuan Berkontribusi Untuk Kaltim

Samarinda — Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke 93menjadi momentum untuk melihat perjuangan perempuan diberbagai lini kehidupan.

Perempuan harus mampu menjawab berbagai tantangan yang semakin komplek dimasa pandemi Covid-19 ini.

Wakil Ketua TP PKK Kaltim, Erni Makmur Hadi Mulyadi mengatakan, di masa pandemi ini perempuan harus terus berkiprah untuk memberikan kontribusi bagi Kaltim yang berdaulat.

Dikatakan Erni, tema hari ibu tahun ini Perempuan Berdaya Indonesia Maju. Diharapkan dengan tema tersebut para perempuan yang ada di Kaltim dan di Indonesa tetap berkontribusi untuk Indonesia maju.

“Walaupun masih dalam kondisi pandemi kita tetap memberikan yang terbaik untuk generasi muda khususnya perempuan-perempuan yang ada di Samarinda dan Kaltim khsusunya,” ungkapnya usai Ziarah dan Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa Samarinda, Selasa (21/12/2021).

Rangkaian PHI Ke-93 Ziarah dan Tabur Bunga ke TMP Kesuma Bangsa

Samarinda — Dalam rangka rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-93, gabungan organisasi wanita di Kaltim melakukan Ziarah dan Tabur Bunga ke Taman Makam Pahlawan (TMP) Kesuma Bangsa Samarinda, Selasa (21/12/2021).

Dipimpin Wakil Ketua TP-PKK Kaltim, Hj Erni Makmur Hadi Mulyadi, prosesi Ziarah diawali dengan penghormatan kepada arwah Pahlawan dilanjutkan dengan peletakan rangkaian bunga dimonumen TMP dan tabur bunga di pusara makam pahlawan.

Seluruh rangkaian kegiatan ini bersifat sederhana, khidmat, tertib, merata dan penuh makna serta memberikan kesan yang mendalam bagi kaum perempuan.

Sementara Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, ziarah ini dalam rangka memaknai Peringatan Hari Ibu, dan merasakan perjuangan para pahlawan yang telah gugur memperjuangkan kemerdekaan.

Soraya mengatakan rangkaian kegiatan lain juga telah dilakukan seperti Rakor Perempuan Kaltim, Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga dan hari ini Ziarah dan Tabur Bunga ke TMP.

Kemudian, besok Rabu 22 Desember, acara puncak Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan di Pendopo Odah Etam dengan mengundang elemen masyarakat baik offline maupun online.

“Mohon doanya besok berjalan lancar sesuai dengan yang direncanakan,” pintanya

Jaga Ketahan Keluarga Dengan 8 Fungsi Keluarga

Samarinda — Ketahan keluarga berperan penting dalam pembangunan, apalagi di masa pandemi saat ini ketahanan keluarga sangat penting untuk dikuatkan.

Plt Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Syahrul Umar mengatakan, diperlukan 8 fungsi keluarga yang harus dilakukan.

“8 fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan,” sebutnya pada Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga Tahun 2021, di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Selain itu, Syahrul menekankan ketahanan keluarga sebagai suatu kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Didalam ketahanan keluarga terdapat 5 dimensi, dimana Kelima dimensi tersebut telah dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang terdapat di bidang-bidang DKP3A Kaltim.

5 Dimensi yaitu Dimensi Legalitas dan Keutuhan Keluarga, Dimensi ketahanan fisik, Dimensi Ketahanan Ekonomi di bidang Kesetaraan Gender, Dimensi sosial psikologis dan Dimensi ketahanan sosial.

Tantangan keluarga di saat ini sangatlah berat, pada masa pasca pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini keadaan belumlah pulih, masih sangat memprihatinkan. Beban keluarga lebih besar dan kompleks di satu pihak pengeluaran bertambah dan banyak kepala keluarga banyak yang tidak bekerja lagi atau kena PHK, anak sekolah belajar dari rumah, sehingga rumah menjadi tempat berkumpul seluruh keluarga.

Hal ini bisa membawa akibat negatif bila tidak disikapi dengan bijak oleh seluruh anggota keluarga diperlukan tanggungjawab dan peran serta komitmen semua anggota keluarga, agar tercipta harmonisasi dan kerjasama dalam menjalankan peran dan fungsi untuk kepentingan bersama.

Beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau dengan kata lain yang menjadi tulang punggung keluarga, dimana tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga ditengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Dalam kondisi keterpurukan dimasa sekarang banyak perempuan yang bangkit, yang semula tidak bekerja menjadi bekerja dan memulai usaha – usaha lainnya akan tetapi masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar.

Rangkaian PHI Ke 93, DKP3A Kaltim Gelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga

Samarinda — Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 93, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga, berlangsung di Ruang Serba Guna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Kepala Dinas KP3A Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga psikis, ekonomi dan permasalahan sosial lainnya. Angka kekerasan terhadap perempuan juga masih tinggi. Berdasarkan data Sistem Infomasi Online (Simfoni) DKP3A Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 625 kasus dan update per 1 November 2021 sebanyak 363 kasus. Sedangkan angka perceraian di Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 6.897 kasus yang diputus dan pada tahun 2021 per 1 Mei 2021 tercatat 2.823 kasus perceraian yang diputus.

Selain itu, beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau yang menjadi tulang punggung keuarga, karena tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga di tengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Keadaan ini menuntut keluarga khususnya perempuan memiliki peran yang lebih besar dan harus mampu beradaptasi di berbagai situasi.

“Selain berperan sebagai istri, ibu juga dituntut menguasai Ilmu Teknologi (IT) untuk bisa menjadi guru dalam mendampingi anak sekolah yang belajar dirumah sekaligus teman atau sahabat bagi anak,” terangnya.

Soraya menambahkan, kontribusi perempuan masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar serta hanya pada sektor non formal yang sebagian besar kurang bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan masih terjadi kesenjangan gender pada berbagai sektor lainnya.

Untuk itu, ia berharap melalui Peringatan Hari Ibu bisa memberikan ruang bagi perempuan untuk membangun self love dan self esteem. Dimana dengan cinta dan penghargaan diri ini perempuan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan daya cipta dan kreatifitas tanpa batas, sehingga berdaya membangun jembatan keseteraan dan menciptakan kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa yang sejahtera khususnya untuk Kaltim yang sedang menyongsong Ibu Kota Negara (IKN).

Kegiatan ini diikuti sebanyak 100 peserta baik offline maupun online terdiri dari OPD terkait, Organisasi Perempuan, dan Lembaga Masyarakat.. Hadir menjadi narasumber Konsultan KUKM Kaltim Zulkifli, Kasi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM Samarinda Marsidah, dan Ketua Himpsi Wilayah Kaltim Dwita Salverry. (dkp3akaltim/rdg)

DKP3A Kaltim Gelar Rakor Percepatan Penyusunan GDPK Se Kaltim

Samarinda — Proses perencanaan pembangunan mutlak memerlukan integrasi antara variabel demografi dengan variabel pembangunan. Sehingga penyusunan Grand Design Pembangunan Kependudukan (GDPK) dalam rangka menyediakan kerangka pikir dan panduan untuk mengintegrasikan berbagai variabel kependudukan ke dalam berbagai proses pembangunan menjadi sangat penting dan urgen.

Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan erempaun dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, GDPK merupakan arahan kebijakan yang dituangkan dalam program lima tahunan pembangunan kependudukan lndonesia untuk mewujudkan target pembangunan kependudukan.

Soraya menyebutkan, kunci keberhasilan dengan memanfaatkan Jendela Peluang. Terbukanya Jendela 2020-2045 memberikan kesempatan untuk membangun manusia dengan segala matranya dan tidak dapat dilaksanakan sendiri-sendiri.

“Seperti membangun manusia unggul seutuhnya menjadi SDM unggul pada tahu 2045. Diperlukan kerjasama saling terkait antara satu sektor dengan yang lain dan komitmen semua pemangku kepentingan pusat dan daerah,” ujar Soraya pada kegiatan Rakor Percepatan Penyusunan GDPK Provinsi dan Kabupaten/Kota se Kaltim 2021, berlangsung di Ruang Rapat Tepian I dan II Kantor Gubernur Kaltim, Selasa (9/11/2021).

Selanjutnya strategi pelaksanaan GDPK melalui lima aspek/pilar yaitu pengendalian kuantitas penduduk, peningkatan kualitas penduduk, pembangunan keluarga, pengarahan mobilitas penduduk, dan pengembangan data base kependudukan.

Secara Nasional, lanjut Soraya, penyusunan GDPK Kaltim yang disusun pada tahun 2012, termasuk dalam 32 provinsi sudah melaporkan penyusunannya, kecuali Kalimantan Utara dan Papua Barat. Sementara GDPK Kaltim saat ini masih dalam satu Pilar/Aspek yaitu Kuantitas.

“Sedangkan untuk GDPK 10 Kabupaten/Kota se Kaltim sudah di susun namun masih dalam 1 Aspek/Pilar terkecuali GDPK Kota Balikpapan yang sudah menyusun GDPK dan 5 Pilar,” imbuh Soraya.

Sementara Plt Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB), Syahrul Umar mengatakan, untuk pembentukan tim koordinasi pelaksanaan penyusunan GDPK Provinsi Kaltim sebelumnya telah dilaksanakan rapat awal pada tanggal 3 Oktober 2021 dan saat ini menunggu terbitnya Surat Keputusan Gubernur dalam waktu dekat.

 

Kegiatan ini diikuti sebanyak 50 peserta terdiri dari 20 peserta kabupateb/kota dan 30 peserta lingkup Pemprov Kaltim. Hadir menjadi narasumber Kepala Seksi Wilayah I  Sub Ditjen Dalduk KB SUPD IV Direktorat Jenderal Bina Pembanguna Daerah (Ditjen Bangda) Kementerian Dalam Negeri. Djatmiko Hadi Suwarno, Kepala Pewakilan BKKBN Kaltim M Edi Muin, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Kota Balikpapan Sri Wahyuningsih. (dkp3akaltim/rdg))