Jaga Ketahan Keluarga Dengan 8 Fungsi Keluarga

Samarinda — Ketahan keluarga berperan penting dalam pembangunan, apalagi di masa pandemi saat ini ketahanan keluarga sangat penting untuk dikuatkan.

Plt Kabid Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim, Syahrul Umar mengatakan, diperlukan 8 fungsi keluarga yang harus dilakukan.

“8 fungsi keluarga yaitu fungsi keagamaan, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, sosialisasi dan pendidikan, ekonomi dan pembinaan lingkungan,” sebutnya pada Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga Tahun 2021, di Ruang Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Selain itu, Syahrul menekankan ketahanan keluarga sebagai suatu kondisi keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung kemampuan fisik materiil guna hidup mandiri dan mengembangkan diri dan keluarganya dalam mencapai kebahagiaan lahir dan batin.

Didalam ketahanan keluarga terdapat 5 dimensi, dimana Kelima dimensi tersebut telah dilaksanakan melalui program dan kegiatan yang terdapat di bidang-bidang DKP3A Kaltim.

5 Dimensi yaitu Dimensi Legalitas dan Keutuhan Keluarga, Dimensi ketahanan fisik, Dimensi Ketahanan Ekonomi di bidang Kesetaraan Gender, Dimensi sosial psikologis dan Dimensi ketahanan sosial.

Tantangan keluarga di saat ini sangatlah berat, pada masa pasca pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini keadaan belumlah pulih, masih sangat memprihatinkan. Beban keluarga lebih besar dan kompleks di satu pihak pengeluaran bertambah dan banyak kepala keluarga banyak yang tidak bekerja lagi atau kena PHK, anak sekolah belajar dari rumah, sehingga rumah menjadi tempat berkumpul seluruh keluarga.

Hal ini bisa membawa akibat negatif bila tidak disikapi dengan bijak oleh seluruh anggota keluarga diperlukan tanggungjawab dan peran serta komitmen semua anggota keluarga, agar tercipta harmonisasi dan kerjasama dalam menjalankan peran dan fungsi untuk kepentingan bersama.

Beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau dengan kata lain yang menjadi tulang punggung keluarga, dimana tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga ditengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Dalam kondisi keterpurukan dimasa sekarang banyak perempuan yang bangkit, yang semula tidak bekerja menjadi bekerja dan memulai usaha – usaha lainnya akan tetapi masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar.

Rangkaian PHI Ke 93, DKP3A Kaltim Gelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga

Samarinda — Dalam rangka Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 93, Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Seminar Peningkatan Kualitas Keluarga, berlangsung di Ruang Serba Guna Ruhui Rahayu Kantor Gubernur Kaltim, Senin (20/12/2021).

Kepala Dinas KP3A Kaltim, Noryani Sorayalita mengatakan, dampak dari pandemi Covid-19 ini tidak hanya pada sisi kesehatan, tetapi juga psikis, ekonomi dan permasalahan sosial lainnya. Angka kekerasan terhadap perempuan juga masih tinggi. Berdasarkan data Sistem Infomasi Online (Simfoni) DKP3A Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 625 kasus dan update per 1 November 2021 sebanyak 363 kasus. Sedangkan angka perceraian di Kaltim pada tahun 2020 sebanyak 6.897 kasus yang diputus dan pada tahun 2021 per 1 Mei 2021 tercatat 2.823 kasus perceraian yang diputus.

Selain itu, beban itu akan bertambah khususnya bagi perempuan pekerja atau yang menjadi tulang punggung keuarga, karena tanggung jawab rumah tangga bersaing dengan tanggung jawab pekerjaan dalam berbagai profesi, antara lain seperti perempuan pelaku UMKM yang harus menyediakan kebutuhan keluarga di tengah keterpurukan ekonomi yang terdampak Covid-19.

Keadaan ini menuntut keluarga khususnya perempuan memiliki peran yang lebih besar dan harus mampu beradaptasi di berbagai situasi.

“Selain berperan sebagai istri, ibu juga dituntut menguasai Ilmu Teknologi (IT) untuk bisa menjadi guru dalam mendampingi anak sekolah yang belajar dirumah sekaligus teman atau sahabat bagi anak,” terangnya.

Soraya menambahkan, kontribusi perempuan masih banyak yang terkendala pada akses dan peluang pasar serta hanya pada sektor non formal yang sebagian besar kurang bisa memberikan jaminan kesejahteraan dan masih terjadi kesenjangan gender pada berbagai sektor lainnya.

Untuk itu, ia berharap melalui Peringatan Hari Ibu bisa memberikan ruang bagi perempuan untuk membangun self love dan self esteem. Dimana dengan cinta dan penghargaan diri ini perempuan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan daya cipta dan kreatifitas tanpa batas, sehingga berdaya membangun jembatan keseteraan dan menciptakan kehidupan individu, keluarga, masyarakat dan bangsa yang sejahtera khususnya untuk Kaltim yang sedang menyongsong Ibu Kota Negara (IKN).

Kegiatan ini diikuti sebanyak 100 peserta baik offline maupun online terdiri dari OPD terkait, Organisasi Perempuan, dan Lembaga Masyarakat.. Hadir menjadi narasumber Konsultan KUKM Kaltim Zulkifli, Kasi Pengembangan Kewirausahaan Dinas Koperasi dan UKM Samarinda Marsidah, dan Ketua Himpsi Wilayah Kaltim Dwita Salverry. (dkp3akaltim/rdg)