Pembangunan Gender Harus Berjejaring, Terintegrasi dan Saling Menguatkan

Samarinda — Revolusi Industri 4.0 tentunya memberikan peluang besar sekaligus menjadi tantangan tersendiri bagi Provinsi Kaltim. Pemanfataan Teknologi Informasi dan Informasi (TIK) harus dapat merangsang inovasi, meyediakan ide dan sumber daya yang bervariasi, tetapi disisi lain dapat memunculkan berbagai ancaman kejahatan terhadap perempuan dan anak seperti pornografi dan cyber crime.

Hal ini disampaikan Bupati Penajam Paser Utara (PPU) Abdul Gafur Mas’ud pada gelaran Rakorda Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Tahun 2019, Selasa malam (18/06/2019).

Melihat peluang dan tantangan ini, perempuan dan anak harus mengikuti perubahan global yang terjadi. Pemanfaatan TIK membutuhkan perubahan mindset, visi, misi, tata nilai, strategi dan budaya kerja dalam pelaksanaan tugas dan fungsi pembangunan PPPA.

“Hal ini diharapkan berimplikasi pada perubahan arak kebijakan, strategi dan implementasi pembangunan PPPA ditingkat nasional maupun daerah,” ujarnya.

Ia berharap, upaya percepatan kesetaraan perempuan dan anak di Kaltim khususnya PPU tidak bisa hanya diilakukan oleh pemangku kepentingan PPPA, tetapi harus berjejaring, terintegrasi, harus saling menguatkan, dan memberikan apresiasi.

“Semoga Rakorda ini dapat memotivasi Kabupaten PPU dan kabupaten/kota lainnya untuk meningkatkan komitmen dalam pembangunan PPPA di Kaltim,” (DKP3AKaltim/rdg)