Peran Puspaga Sangat Ekstra Diperlukan

Samarinda — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menngelar Rakor Puspaga (Pusat Pembelajaran Keluarga) Se-Indonesia diikuti 115 puspaga, Selasa (14/4/2020).

Deputi Tumbuh Kembang Anak Lenny R Rosalin mengatakan, saat ini di Indonesia telah terdapat 132 Puspaga. 114 Puspaga masih melakukan pelayanan meskipun secara online, dan 18 Puspaga belum terkonfirmasi.

“Peran psikolog-konselor Puspaga sangat ekstra diperlukam dalam kondisi pandemi Covid-19 untuk tetap melakukan edukasi ke masyarakat secara berjejaring baik dengan Forum Anak, PATBM, Satgas PPA maupun LM yang ada di wilayah masing-masing dan juga melakukan pendampingan kepada kelompok rentan terdampak (KRT),” ujarnya.

Lenny malanjutkan, peran Puspaga pada masa pandemic Covid-19 dapat berupa membuat KIE terkait Covid-19, seperti bahaya Covid-19, pencegahan, PHBS, dan lainnya secara cetak dan online. Menyebarluaskan KIE cetak di tempat umum (pasar, sarana ibadah, dan lainnya), KIE online melalui media sosial atau TV dan radio.

“Selanjutnya, melakukan layanan psikologi (konseling dan konsultasi) dan pemantauan keluarga secara online dan langsung, jika memungkinkan, juga mengedukasi orang tua untuk menciptakan lingkungan Rumah Ramah Anak, memosisikan diri sebagai sahabat anak dan sahabat keluarga,” imbuhnya.

Selain itu, bekerja sama dengan berjejaring untuk penyebaran informasi, membantu akses terhadap layanan masyarakat (rujukan) Melakukan layanan bagi kelompok rentan yang terdampak Covid-19 (ODP, PDP, Positif, dan Meninggal), yang terdapat di keluarga; terutama perempuan dan anak, termasuk lansia dan disabilitas.

Ketua Puspaga Kaltim Ruhui Rahayu Noer Adenany mengatakan, timnya telah melakukan beberapa upaya pencegahan dan penanganan Covid-19. Layanan Konseling juga tetap secara online.

“Kedepan, akan terus kami tingkatkan baik edukasi melaui media sosial atau cetak dan layanan koseling. Sedangkan untuk penanganan terus kami lakukan pada keluarga yang terdampak Covid-19,” katanya.

Hadir sebagai moderator Asdep Pengasuhan dan Lingkungan Alternatif Rohika Kurniadi Sari, Perwakilan KPAI Pusat Yossi, Bappenas RI Utami, Yayasan Save The Children Bapak Tata, Staf Khusus Presiden Sylvana Maria Apituley.

Rakor ini juga dihadiri Puspaga Kaltim, Kota Balikpapan, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Paser, dan Kabupaten Berau. (dkp3akaltim/rdg)

 

Rakor Pokja Berjarak

Samarinda — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menngelar Rapat Koordinasi Pokja Daerah #Berjarak melalui Video Confrence diikuti 34 provinsi se Indonesia, Selasa (14/4/2020).

Sekretaris Kemen PPPA Pribudiarta Nur Sitepu mengatakan, rakor ini sebagai upaya tindak lanjut Gerakan Berjarak untuk meningkatkan perlindungan perempuan, anak dan keluarga dari penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Penyebaran virus Corona di Indonesia yang cenderung terus meningkat, menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang besar, dan telah berimplikasi pada aspek sosial, ekonomi serta kesejahteraan masyarakat.

“Apalagi perempuan dan anak adalah kelompok rentan yang terdampak paparan Covid-19 baik aspek kesehatan, sosial, maupun ekonomi,” ujarnya.

Deputi Tumbuh Kembang Anak Lenny R Rosalin menyampaikan, 10 Aksi Gerakan Berjarak sudah mencakup upaya pencegahan dan penanganan. Selain itu penting mengetahui kelompok rentan terdampak (KRT).

“Karena dengan memiliki data KRT, maka kita bisa berkontribusi untuk menindaklanjuti kebutuhan spesifik perempuan dana anak,” katanya.

Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad mengatakan, telah mendapatkan data terpilah dari Sekretaris GT Pencegahan Covid-19 Kaltim. Berdasarkan data per 12 April 2020, PDP anak sebanyak 34 orang, laki-laki 21 orang dan perempuan 13 orang.

“Kemudian dewasa 139 orang, laki-laki 81 dan perempuan 58 orang. Lansia ada 72 orang, laki-laki 42 dan perempuan 30 orang,  dan manula ada 13 dengan rincian  laki-laki 9 orang dan  perempuan 4 orang,” ujarnya.

Halda melanjutkan, untuk pasien yang positif di Kaltim berjumlah 35 orang dengan rincian 3 anak  laki-laki. Dewasa 18 orang, perempuan 8 orang dan laki-laki 10 orang. Lansia sebanyak 13 orang, laki-laki 8 orang dan perempuan 5 orang. Sedangkan manula 1 orang perempuan.

Ia menyampaikan, menindaklanjuti surat Kemendes PDTT, dari 844 desa di Kaltim, Pemprov Kaltim telah menyiapkan dana desa untuk penanganan Covid-19 sebesar Rp 13,9 Triliun. Kemudian pembetukan tim desa untuk relawan sudah dibentuk di 470 desa dan jumlah relawan desanya 14.766 orang.

“Kaltim siap mendukung Gerakan Berjarak, dimana relawan berjarak akan bersinergi dengan beberapa tim yang telah lebih dulu ada misalnya dengan kader-jader desa, Pekerja Sosial Mandiri, Tenaga Kerja Sosial Kemasyarakatan (TKSK), PLKB dan lainnya,” terang Halda.

Kegiatan yang sudah dilakukan antara lain, pendirian pos, pendirian tempat isolasi, penyedian tempat cuci tangan, penyemprotan, pendataan penduduk pendatang, pendataan masyarakat yang rentan sakit dan pengadaan masker bagi warga. Hal ini sudah dilakukan hampir 50%  dari jumlah desa yang ada di Kaltim.

“Kemudian berdasarkan laporan Puspaga Kaltim, telah terjadi stigmatisasi terhadap anak usia 17 tahun yang orang tuanya menjadi PDP seorang buruh harian. Sehingga saat ini hanya ibu dan anak yang berada dirumah. Tim kami akan segera bergerak untuk memberikan bantuan dan dukungan terhadap keluarga tersebut,” katanya. (dkp3akaltim/rdg)