Orang Tua Kunci Utama Keberhasilan Anak

Samarinda — Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Pelatihan Pengasuhan Anak Melalui Penanaman Nilai-Nilai Luhur Bagi Anggota Gugus Tugas KLA Provinsi Kaltim, berlangsung di Hotel Grand Victoria Samarinda, Selasa (16/7/2019).

Kabid PPPA Noer Adenany dalam laporannya mengatakan, masalah sosial seputar kenakalan remaja, perdagangan orang, eksploitasi maupun kekerasan anak seakan menjadi santapan utama berbagai media komunikasi, baik media cetak maupun media daring (dalam jaringan. Hal ini disebabkan kerena melemahnya pendidikan dan penanaman biai luhur pada anak sejak usia dini.

“Wadah pertama dan utama yang bertanggung jawab dalam proses ini sebenarnya adalah keluarga yang yang merupakan sebuah institusi pendidikan awal,” ujarnya.

Dalam keluarga terjadi transformasi nilai-nilai dasar yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, keluarga menjadi ajang yang paling sempurna untuk menanamkan ketiga nilai karakter manusia, yaitu integritas, etos kerja dan gotong royong, yang dibangun sejak dini, sejak kehamilan, kelahiran dann masa tumbuh kembang anak.

“Aktor utama yang mengaktifkan proses transformasi nilai ini adalah orang tua,” imbuh Dany.

Dalam proses itu, lanjut Dany, harus menerapkan pembelajaran melalui teladan hidup. Keleladanan itu harus bersifat konstruktif. Jika tidak, anak akan terpeleset dari koridor moral dan perilaku moril. Sehingga orang tua menjadi kunci utama keberhasilan anak. Orang tua lah yang pertama kali dipahami anak sebagai orang yang memiliki kemampuan luar biasa diluar dirinya dan dari orang tua anak pertama kali mengenal dunia.

“Pentingnya pengasuhan anak sedini mungkin, maka kegiatan ini sebagai upaya yang turut membantu mengedukasi para orang tua, aktivis, pemerhati anak bagi pembentukan karakter anak sendini mungkin sehingga kelak menjadi manusia yang berkualitas, sehat dan berkahlak mulia,” tutup Dany. (DKP3AKaltim/rdg)

Puspaga Adalah One Stop Service

Samarinda — Indonesia sebagai negara telah meletakkan pembangunan di bidang anak sebagai satu hal yang sangat penting dan strategis. Dalam kerangka hak anak, keluarga adalah tempat pengasuhan yang pertama dan utama sebagai wahana untuk mencurahkan kasih sayang, bimbingan, arahan dan perlindungan dari kekerasan dan eksploitasi terhadap anak. Peran orang tua besar pengaruhnya bagi perkembangan psikologi anak dalam proses pendewasaan anak.

Pengasuhan memegang peran sangat penting dalam sebuah keluarga dan akan menentukan baik buruknya karakter seorang anak kelak. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kependudukan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim Halda Arsyad, dalam Pelatihan Pengasuhan Anak Melalui Penanaman Nilai-Nilai Luhur Bagi Anggota Gugus Tugas KLA Provinsi Kaltim, berlangsung di Hotel Grand Victoria Samarinda, Selasa (16/7/2019).

Halda mengatakan Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) merupakan one stop service atau layanan satu pintu keluarga berbasis hak anak untuk memberikan solusi atau jalan keluar bagi orang tua, anak dan keluarga dalam menghadapi permasalahan.

“Kementerian PPPA mulai meginisiasi Puspaga pada tahun 2016, sampai dengan tahun 2017 sudah di 23 pemerintah daerah terbagi dalam 3 provinsi dan 20 kabupaten/kota. Untuk Kaltim telah mulai menginisiasi Puspaga yaitu provinsi, Kabupaten Berau dan Kota Balikpapan,” ujarnya.

Konsep Puspaga sendiri di buat seperti ruang keluarga yang nyaman dan dilengkapi ruang bermain anak sehingga seluruh keluarga seluruh keluarga tertarik untuk berkunjung ke Puspaga. Untuk bersama-sama melakukan pembelajaran terbaik terkait bagaimana mengasah- asih- asuh anak dengan tepat sehingga mampu menjaga ketahanan keluarga.

“Manfaat keberadaan Puspaga agar masyarakat memiliki pilihan terbaik untuk menyelesaikan berbagai permasalahan keluarga dan anak,” katanya.

Halda berharap,  sebagai langkah pertama pencegahan, Puspaga juga sebagai bentuk kehadiran negara dalam mewujudkan sembilan butir Nawacita yang merupakan visi pemerintah yaitu menghadirkan negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara dan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. “Kedua butir Nawacita tersebut menuntun dan memberikan acuan dan kewajiban negara untuk membantu meningkatkan kehidupan keluarga yang berkualitas,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 45 peserta dengan narasumber Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad, LM Rifka Annisa Jogjakarta Nurmawati, dan Fasilitator KLA Kaltim Sumadi. (DKP3AKaltim/rdg)

Perkuat Kelembagaan PPPA dengan Pembentukan UPTD PPA

Samarinda — Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) bekerjasama dengan Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Workshop yang mengangkat tema; “Membangun Opini Publik untuk Penguatan Isu dan Kelembagaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) di Daerah” berlangsung di Hotel Aston Samarinda, Senin (15/7/2019).

Gubernur Kaltim Isran Noor melalui Staf Ahli Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah Setda Prov Kaltim H M Yadi Robianur, berharap kegiatan ini dapat  menghimpun berbagai pandangan, masukan dan informasi terkini terkaitisu PP dan PA serta kesetaraan gender sebagai penguat implementasi, baik di tingkat Pemerintah maupun masyarakat.

“Hal ini juga sejalan dengan salah satu prioritas dalam kerangka pembangunan Nasional, bahkan menjadi komitmen global, termasuk agenda Sustainable Development Goal’s /SDG’s 2030,” ujarnya.

Robi menyampaikan, pemerintah menyadari hingga saat ini masih kurangnya partisipasi perempuan dan anak dalam berbagai aspek pembangunan. Untuk itu, Pemerintah bersama institusi terkait berupaya mengintegrasikan dimensi kesetaraan dan keadilan gender kedalam seluruh tahapan perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan kebijakan yang diambil.

Salah satunya adalah dengan memperkuat kelembagaan PPPA yang ada di daerah, dengan membentuk Unit Pelaksana Teknis Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPA).

“Kelembagaan tersebut harus dapat diperkuat dengan mendapat dukungan penuh dari seluruh Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) agar pelayanan dan keberpihakan kita pada PPPA semakin optimal,” katanya.

Dengan adanya komitmen yang kuat tersebut, lanjut Robi, maka perempuan dan laki-laki serta anak-anak di Kaltim dapat memperoleh akses yang sama dalam sumber daya pembangunan, berpartisipasi yang sama dalam proses pembangunan, memiliki kontrol yang sama atas sumber daya pembangunan, dan memperoleh manfaat yang sama dari hasil pembangunan.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 80 peserta terdiri dari OPD Pemprov Kaltim, LM pemerhari perempuan dan anak, Perguruan Tinggi, Persit Provinsi Kaltim, Bhayangkari Provinsi Kaltim, Forkomda Kaltim dan Forum Anak Kaltim. Narasumber pada kegiatan ini yaitu Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan KPPPA Ratna Susianawati, Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga KPPPA Rini Handayani, Kepala Dinas KP3A Kaltim Halda Arsyad dan Kasubbid Kesejahteraan Sosial Bappeda Kaltim Andre Asdi. (DKP3Kaltim/rdg)

Verifikasi Evaluasi KLA Upaya Perlindungan dan Pemenuhan Hak Anak

Samarinda — Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Kaltim menggelar Verifikasi Evaluasi Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) se Kaltim di Ruang Tepian I Kantor Gubernur, Senin (15/7/2019).

Gubernur Kaltim Isran Noor melalui Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Kaltim Khairul Saleh, mengatakan pada tahun 2010, Kaltim ditunjuk Kementerian PPPA RI sebagai salah satu dari sepuluh Provinsi yang mengembangkan KLA.

“Sebagai salah satu dari 10 (sepuluh) provinsi pengembang Kabupaten/Kota Layak Anak, hal ini kemudian ditindaklanjuti dan sampai dengan sekarang sudah mencapai 80% Kabupaten/Kota yang sudah menuju layak anak,” katanya.

Sampai dengan saat ini, lanjut Khairul, sudah delapan Kabupaten/Kota berhasil mendapatkan penghargaan KLA dari Kementerian PPPA.Untuk kategori Pratama diperoleh Kabupaten Kutai Kartanegara, Berau, Paser dan Penajam Paser Utara.

“Sedangkan untuk kategori Madya diperoleh Kota Samarinda, Bontang dan Balikpapan. Sementara untuk Kaltim sebagai Provinsi Penggerak Kabupaten/Kota Layak Anak,” ujarnya.

Hasil Verifikasi di Kaltim untuk tahun 2019 antara lain Sekolah Ramah Anak (SRA): SLB Negeri Balikpapan dan SD Negeri 003 Balikpapan, Puspaga Kota Balikpapan, pembentukan UPTD PPA di Kota Balikpapan dan Kutai Kartanegara, serta KLA yaitu Balikpapan, Berau dan Kutai Timur.

Selanjutnya, Tahun 2019, di Palembang Sumatera Selatan pada acara Harmoni Suara Anak Penyandang Disabilitas, Kaltim  memperoleh penghargaan, yaitu Terbaik 2 untuk Karya Tulis Kategori Disabilitas Tuna Netra Low Vision yang diberikan kepada Viqhli Alif Nur Restu dari SLB Negeri Balikpapan dan Terbaik 6 untuk Karya Tulis Kategori Disabilitas Mental Intelektual yang diberikan kepada Aryo Panembahan Notowijoyo dari Pelita Bunda Samarinda.

Ia berharap pada tahun 2019, Kabupaten/Kota di Kaltim berhasil mendapatkan penghargaan KLA, Sekolah Ramah Anak (SRA), PUSPAGA, UPTD dan Pelayanan Ramah Anak di Puskesmas (PRAP).  “Semoga bisa memotivasi Kabupaten/Kota lain di Provinsi Kalimantan Timur untuk terus berinovasi dalam upaya perlindungan dan pemenuhan hak anak,” ujarnya.

Kegiatan ini diikuti sebanyak 80 peserta, dihadiri Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga KPPPA Rini Handayani, Staf Ahli Menteri Bidang Komunikasi Pembangunan KPPPA Ratna Susianawati dan Tim Independen KLA Nanang Abdul Chanan dan DP3A dari lima kabupaten/kota antara lain Kukar, PPU, Paser, Bontang dan Samarinda. (DKPA3AKaltim/rdg)